Pesan Penting Bagi Orang tua yang Anaknya Terpapar COVID-19

Senin, 19 Juli 2021 – 18:10 WIB
Ilustrasi - Siswa TK B Generasi Ahad i School, Bojonggede Kabupaten Bogor melakukan kegiatan belajar online di rumah melalui video conference, Jawa Barat, Jumat (27/3). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Tropis dokter Anggraini Alam mengingatkan para orang tua yang anaknya terpapar COVID-19.

Dokter yang juga anggota Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini mengatakan anak yang terpapar COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah, cukup diberi asupan vitamin.

BACA JUGA: Hmm.., Jadi ini Penyebab Temuan Kasus COVID-19 Terus Naik?

Langkah ini sebagai tahap awal, namun jika memiliki gejala lain, perlu diberi obat tertentu.

"Untuk isoman, cukup diberikan vitamin saja," ujar Dr. Anggraini dalam bincang daring bersama IDAI.

BACA JUGA: Ada Ajakan Menentang PPKM Darurat, Begini Pedagang Menyikapinya

Suplemen yang bisa diberikan kepada anak yang bergejala ringan maupun tidak bergejala COVID-19 adalah vitamin C, vitamin D dan mineral seperti zinc.

"Sebenarnya, suplemen itu bisa didapat anak dari makanan. Untuk vitamin D, bisa didapatkan melalui protein seperti telur, ikan, dan keju."

BACA JUGA: Begini Imbauan Mahfud Soal Pelaksanaan Salat Iduladha 1442 H

"Untuk vitamin C ada di sayur-sayuran dan buah-buahan, sementara zinc juga ada di makanan lain (contoh: produk hewani dan kacang-kacangan). Vitamin D bisa didapatkan ketika berjemur di bawah sinar matahari," ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan orang tua yang menjalani isoman dengan anak bisa memberikan obat pelengkap jika ada gejala yang mengikuti.

Misalnya, jika ada gejala demam, orang tua bisa memberikan obat penurun demam, pun dengan gejala batuk dan pilek bisa diberikan obat yang sesuai.

Dokter Anggraini lebih lanjut mengatakan memonitor perkembangan anak juga tidak kalah penting saat menjalankan isoman bersama.

Orang tua perlu memiliki termometer untuk mengukur suhu dan oximeter untuk mengukur saturasi oksigen anak secara rutin, terutama di pekan awal positif COVID-19.

"(Monitoring) harus sebaik dan sesering mungkin. Selain itu, buat komunikasi yang baik dengan dokter terkait, dan terapkan kebersihan dan 5M kepada anak."

"Jika tidak ada gejala sistemik, mandi yang bersih, cuci hidung dan mulut, itu bagian yang bisa memperbaiki secara keseluruhan kebersihan anak."

"Tak lupa, orang tua juga harus menjadi teman untuk anak," ujarnya.

Meski berat untuk mendampingi dan merawat anak saat melakukan isoman, Dr. Anggraini mengingatkan orang tua untuk tetap tenang.

"Dengan ketenangan dan bimbingan orang tua untuk sama-sama buat anak disiplin 5M, tentu itu bisa membuat suatu pikiran yang menggembirakan dan suasana positif kepada anak."

Walaupun di masa isolasi, membiasakan kondisi cek saturasi dan suhu, jangan dibuat menjadi suatu kepanikan," kata Dr. Anggraini.

Menurutnya, persentase gejala ringan dan berat COVID-19 bagi anak-anak adalah 80:20, sehingga diharapkan dengan penanganan yang tepat, anak bisa lekas pulih dari virus ini.

Dr. Anggraini kemudian berpesan kepada orang tua untuk rajin berkonsultasi dengan kerabat dan dokter anak ketika sedang menjalani isoman bersama.

Orang tua juga diimbau memonitor kesehatan anak dengan panduan dan diari isoman dari IDAI yang bisa diakses dan diunduh di laman resmi.

"Isoman ini memang tricky karena isoman yang terjadi sekarang dikarenakan rumah sakit yang penuh."

"Kriteria untuk yang isoman adalah bagi yang asimptomatik atau bergejala ringan. Semua perlu kehati-hatian dan konsultasi," kata Dr. Anggraini.

"COVID ini mengajarkan kita untuk berkonsultasi dan berkomunikasi bersama walaupun berjauhan."

"Intinya adalah komunikasi, positive thinking bahwa orang tua bisa mengelola anak selama isoman dan tahu kapan harus segera ke rumah sakit. Jangan lupa sering komunikasi ke dokter anak," pungkas dokter Anggraini.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler