jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie menyampaikan pesan penting pada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) terkait pelaksanaan latihan militer RI dengan Amerika Serikat 'Garuda Shield 15/2021'.
Menurutnya, perlu diingat bahwa kebijakan politik Indonesia hingga saat ini masih negara nonblok.
BACA JUGA: Jenguk Perwira Muda yang Mengidap Kanker, KSAD: Sakka Harus Bisa Lanjutkan Cita-cita Papa
"Karena harus diingat kebijakan pertahanan itu, erat kaitannya dengan arah kebijakan luar negeri," ujar Connie dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/8).
Latihan militer RI-AS digelar di Pusat Latihan Tempur Baturaja, Sumatera Selatan, Amborawang Kalimantan Timur dan Makalisung Sulawesi Utara pada 1-14 Agustus 2021.
BACA JUGA: Kasus COVID-19 di Desa Meningkat, Berdampak Serius Pada Ketahanan Pangan?
Connie kemudian menyarankan usai menggelar 'Garuda Shield 15/2021', Indonesia sebaiknya menggelar 'Garuda Dragon Shield' dengan Tiongkok atau 'Garuda Bear Shield' dengan Rusia sebagai perwakilan negara-negara non-coalition of the willing.
"Jadi, harus segera KSAD bikin Garuda Bear dan Dragon shield, ini sangat penting," ucapnya.
BACA JUGA: 9 Jenis Teh Herbal Untuk Mengatasi Stres dan Kesehatan Otak
Menurut Connie, Panglima TNI atau Kepala Staf tiga mantra (AD, AL, dan AU) bisa lulusan dari mana saja saat sekolah, baik itu Inggris, Prancis atau Amerika Serikat.
Namun, tidak berarti bisa membawa latihan bersama pasukan asing bekas negara tempat dia bersekolah ke berbagai wilayah kedaulatan Indonesia dengan bebas.
Connie juga mempertanyakan lokasi latihan bersama dengan negara asing yang tidak menetap satu lokasi saja.
Menurut dia, jika latihan di negara asing, maka tempat latihannya atau tempat kunjungannya hanya di wilayah itu-itu saja.
Latihan atau kunjungan tidak boleh berpindah pindah alias khusus.
"Karena yang latihan atau kunjungan adalah pasukan militer yang punya segala keahlian dan kecanggihan militer."
"Sementara di Indonesia, ini datang pasukan besar tersebar ke tiga lokasi sekaligus, alasannya apa dan kenapa," ucap Connie mempertanyakan.
Connie membeberkan dalam Garuda Shield 15/2021, tentara dengan seragam US Army itu tidak hanya akan terlihat di Kalimantan Timur.
Mereka juga akan bergerak di Sulawesi Utara dan Lampung.
Di Sulawesi Utara, US Army beredar sekitar Makalisung Kombi, Kabupaten Minahasa, sedangkan di Lampung akan beroperasi di Baturaja.
Connie menilai latihan bersama ini harus bersifat resiprokal sehingga TNI AD juga dapat melakukan latihan juga di medan yang tidak dimiliki RI seperti Nevada (gurun) dan Alaska (salju).
"Agar TNI AD punya pengalaman proper segala medan dan cuaca. Masa mereka bisa exercise ke beberapa wilayah kita, sementara kita enggak bisa ke wilayah-wilayah mereka," katanya.
Connie juga mempertanyakan latihan bersama tentara Indonesia dan Amerika Serikat dalam skala besar 'Garuda Shield 15/2021' mengapa tidak diumumkan dan dibuka oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Padahal, latihan bersama selama 14 hari itu melibatkan ribuan prajurit, baik TNI maupun US Army.
"Saya agak bingung sebenarnya meski sah-sah saja KSAD atau kepala staf lain mau buat exercises apa pun."
"Namun, sekali lagi, harus berpegang pada nonblok position dan tidak bisa menetapkan daerah latih berubah-ubah dan tersebar tanpa alasan strategis," katanya.
Connie mempertanyakan apakah dengan Tiongkok dan Rusia juga akan digelar excercises sebagai penyeimbang.
Karena telah menggelar latihan bersama dengan Amerika Serikat.
Apakah latihan bersama dengan Tiongkok atau Rusia, misalnya, akan dilakukan di NTT, Maluku dan Papua.
Connie menegaskan, koordinasi dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sangat penting ketika satu dari tiga matra akan menggelar latihan bersama negara asing.
Karena dampak politisnya jika tidak dilakukan maka Indonesia bisa dicap sebagai negara yang seolah-olah mempersiapkan aliansi dengan negara tertentu tersebut.
Diketahui latihan bersama Garuda Shield ke-15 digelar di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD di Martapura, Batu Raja, Sumatera Selatan.
Latihan bersama dibuka oleh KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan Commanding General USARPAC General Charles A Flynn, Rabu (4/8).
Latihan terbesar sepanjang sejarah kerja sama militer Indonesia dan Amerika Serikat ini diselenggarakan mulai 1-14 Agustus 2021 di tiga tempat berbeda.
Yaitu, Puslatpur Kodiklatad di Baturaja, Daerah Latihan Amborawang di Balikpapan dan Makalisung di Manado.
Adapun materi latihan meliputi staff exercise, field training exercise (FTX), live fire exercise (LFX), aviation, dan medical exercise (medex).
Selain itu, dua program latihan yang akan digabungkan, yakni joint combined exchange training (JCET) dan Garuda Airborne.
Latihan ini melibatkan 2.161 prajurit TNI AD dan 1.547 personel US Army.(Antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang