Pesan Penting Ketum Ikatan Guru untuk Mas Nadiem Makarim

Senin, 16 Desember 2019 – 06:32 WIB
Ketua Umum IGI M Ramli Rahim berpose bareng Mendikbud Nadiem Makarim di Jakarta, Senin (4/11). Foto: dokumentasi pribadi for JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Mendikbud Nadiem Makarim diminta tidak perlu berpikir meningkatkan kesejahteraan guru PNS.

Lebih baik Nadiem Makarim fokus mencarikan solusi masalah kekurangan guru. Selama ini, pemda sendiri yang mengatasi masalah kekurangan guru, dengan merekrut guru honorer.

BACA JUGA: PGRI Ungkap Hasil Survei Pendapat Guru tentang UN

Begitu jumlah guru honorer menumpuk, pemerintah pusat malah menyebut honorer merupakajn urusan pemda. Padahal, pemerintah pusat selama ini tidak mengambil kebijakan apa pun untuk mengatasi problem kekurangan guru.

"Pemerintah pusat harus berhenti menyalahkan pemda karena kekurangan guru kita sesungguhnya sudah merata di seluruh Indonesia. Solusinya, pemerintah harus segera mengangkat guru baik PNS maupun PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja)," kata Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) M Ramli Rahim dalam pesan elektroniknya, Minggu (15/12).

BACA JUGA: Urusan Guru Ditarik ke Pusat, Presiden Jokowi Berwacana tanpa Kajian

Ramli mengungkapkan, pemenuhan kebutuhan guru semakin sulit karena anggaran di Kemendikbud hanya diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat proyek.

Sama sekali tidak ada pikiran untuk berupaya mengembalikan anggaran itu ke negara untuk dialokasikan untuk pengangkatan guru yang saat ini 52 persen sudah berstatus non-PNS.

BACA JUGA: Ijtima Ulama Kembali Digelar di Bogor, Kali Ini Wapres Maruf Kebagian Jatah Orasi

Bagi IGI, jika nafsu oknum-oknum pejabat Kemendikbud untuk mengurus proyek-proyek tidak berubah, maka jangan pernah berharap pendidikan kita lebih baik. Bagaimanapun guru adalah prasyarat pendidikan.

Tanpa guru yang baik dan berkualitas maka pendidikan tidak akan ada gunanya. Sarana dan prasarana tidak akan banyak bermanfaat Bahkan kurikulum yang baik pun tidak akan mampu membuat pendidikan lebih baik.

"Jika Kemendikbud hanya memikirkan proyek dan proyek saja maka akan tampak terlihat bahwa pemerintah semakin menikmati guru honorer dengan upah murah Rp 100.000 per bulan," ucapnya.

IGI meminta Kemendikbud mengubah pola pikir tersebut dan lebih fokus pada upaya mencukupkan guru di seluruh Indonesia. Tidak layak berharap masa depan pendidikan kita digantungkan pada orang-orang yang dibayar dengan upah sangat murah lalu dituntut bekerja keras, memiliki dedikasi tinggi, loyalitas besar dan jiwa pendidik kuat tetapi tidak disejahterakan negara.

"Kemendikbud mestinya lebih fokus pada upaya mencukupkan guru di seluruh Indonesia dibanding berpikir pada penguatan kompetensi guru yang lebih berbau proyek," tegas Ramli.

Kemendikbud, lanjut Ramli, mestinya lebih berpikir bagaimana mencukupkan guru-guru pada sekolah-sekolah yang saat ini sudah ada dibanding berpikir membangun sekolah-sekolah baru atau membangun ruang kelas baru.

Sebab, pada akhirnya ruang kelas baru tersebut hanya diisi oleh guru-guru yang tidak jelas statusnya, tidak jelas pendapatannya dan tidak jelas rekrutmennya. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler