PGRI Ungkap Hasil Survei Pendapat Guru tentang UN

Sabtu, 14 Desember 2019 – 15:20 WIB
Siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Atas (SMA) 70 Bulungan, Jakarta, Senin (1/4/). Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ketua PB PGRI (Pengurus Besar Persatuan Guru Indonesia) Didi Suprijadi menyebut pihaknya mendukung rencana penghapusan ujian nasional (UN) yang digulirkan Mendikbud Nadiem Makarim. Namun, PGRI meminta kajian lengkap sebelum UN resmi dihapuskan.

"‎Kami dari PGRI setuju-setuju saja, tetapi harus hati-hati juga," ujar Didi dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12).

BACA JUGA: Mas Nadiem Ingin Siswa, Guru, Orang Tua, Semua Bahagia

PGRI, kata Didi, telah melakukan survei terkait rencana penghapusan UN. Hasilnya, sebanyak 70 persen guru menolak UN menjadi syarat utama kelulusan siswa.

"Setelah ditanya (guru) seluruh Indonesia, 70 persen minta dihapus (sistem UN). Itu kami riset dari tahun 2012," ucap dia.

BACA JUGA: Ujian Nasional Dihapus, Diganti Sistem Penilaian Berbobot Penalaran

Didi menuturkan, PGRI pernah menyampaikan hasil survei kepada Kemendikbud. Saat itu, Kemendikbud masih dipimpin oleh Muhammad Nuh. Hanya saja, Didi merasa binggung survei PGRI tidak ditindaklanjuti.

Justru, lanjut dia, survei PGRI dijawab oleh Kemendikbud saat dipimpin oleh Nadiem Makarim.

BACA JUGA: Titi Honorer K2 Minta Kepastian Penyelesaian Revisi UU ASN

"Jadi itu sudah disampaikan ke Mendikbud era Pak SBY. Jadi, memang membangun UN ini bagi guru agak susah-susah gampang," tutur dia.

Sebelumnya Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan Ujian Nasional akan diganti dengan sistem penilaian yang mengedepankan penalaran.

"UN yang sekarang mungkin dominan ke arah konten, misalnya ujian sejarah itu ingat tahun, nama pahlawan dan sebagainya, kalau matematika bagaimana mengingat rumus dan penerapannya. Nanti akan diganti dengan sistem penilaian yang mengedepankan penalaran," ujar Totok dalam diskusi di Jakarta, Selasa (10/12).

Dijelaskan, hal ini karena kompetensi yang dibutuhkan pada masa depan adalah kompetensi yang mengedepankan penalaran.

Bagaimana bentuk soal ujian pengganti UN? Dikatakan, untuk bentuk sistem penilaiannya sendiri bisa pilihan ganda atau esai.

"Kami belum tahu bentuknya seperti apa, belum sampai ke arah situ. Masih dalam tahap pembahasan," kata dia. (mg10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler