Pesan Reza Suriansha Saat Yudisium Lulusan Sarjana STIE UniSadhuGuna 2020

Rabu, 07 Oktober 2020 – 02:35 WIB
Suasana saat Yudisium Lulusan Sarjana STIE UNISADHUGUNA, Sabtu (2/10/2020). Tampak Wakil Ketua I Bidang Akademik Dono Murdiyanto (kiri), Ketua STIE UNISADHUGUNA Reza Suriansha (tengah) dan Alfonsus B. Say sebagai Ketua Program Studi Manajemen STIE UNISADHUGUNA. Foto: Dokpri

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) UniSadhuGuna, Reza Suriansha mengatakan pada awal Maret 2020, dunia dihentakkan oleh malapetaka sangat dahsyat yaitu wabah virus Corona (Covid-19) yang dengan cepat telah meluluh-lantakkan perekonomian negara-negara di seluruh dunia.

Lockdown dan pembatasan aktivitas masyarakat telah menguras hampir seluruh sumber daya yang dimilki. Bisnis dan Industri-industri berhenti, begitupun transportasi. Jalan-jalan sepi seperti kota mati. Jutaan manusia tiba-tiba kehilangan pekerjaan dan pertumbuhan perekonomian terjun bebas.

BACA JUGA: Para Dai Diajak Doakan TNI Tetap Setia Bersama Rakyat Dalam Menjaga Pancasila dan NKRI

Sementara Indonesia, meskipun tidak melakukan lockdown, melainkan Pembatasan Sosial Berskala Besar saat ini juga mengalami pukulan ekonomi cukup telak hingga berpotensi tumbuh hanya nol persen atau bahkan minus.

“Namun yang menarik, dalam setiap krisis separah apapun, selalu ada peluang baru yang bermunculan, yang semula tidak terpikirkan,” kata Reza Suriansha dalam sambutan pada saat Yudisium Lulusan Sarjana STIE UniSadhuGuna 2020, Sabtu (3/10/2020).

BACA JUGA: Personel Satgas TMMD Kebut Rehab Tiga Jembatan di Kotim

Menurut Reza, keputusan pemerintah untuk memutuskan rantai penyebaran virus Covid-19 dengan mengharuskan semua orang bekerja dan berkegiatan di rumah, telah menjadi blessing in disguise bagi banyak orang yang mampu secara cepat menyesuaikan diri dengan situasi baru yang sudah sangat berbeda dengan sebelumnya.

“Kehadiran internet yang sebelum covid-19 tidak lebih hanya digunakan sebagai cara berinformasi dan berkomunikasi dengan email, media-media sosial, atau sekadar melihat-lihat Youtube maupun chatting melalui WA, sekarang telah menjadi back-bone perkembangan berperilaku baru bagi banyak manusia,” katanya.

BACA JUGA: Bertemu Kepala BNPT, Komunitas Diaspora NTT di Jakarta Dorong Pendekatan Budaya untuk Cegah Radikalisme

Lebih lanjut, Reza mengatakan kehadiran berbagai media sosial, market place dan platform hiburan hingga bisnis telah benar-benar pengubah peradaban konvensional menjadi peradaban digital. Kita sudah menggunakan Tokopedia, Shoppe, Lazada, Market Place ataupun Gofood, untuk berbelanja.

“Kita sudah tidak lagi nonton film di gedung bioskop karena bisa dengan mudah nonton melaui Netflix dan sebagainya di rumah,” katanya.

Menurut Reza, situasi pandemi Covid-19 telah mendorong terjadinya akselerasi transformasi digital untuk memasuki era baru, yaitu era digital society.

Untuk itu, menurut Reza, situasi pandemi covid-19 hendaknya harus dijadikan momentum untuk melakukan loncatan yang jauh yaitu akselerasi digital, karena di masa pendemi ini maupun nanti post pandemi akan sudah mengubah secara structural: cara kita bekerja, cara beraktivitas, cara berkonsumsi dan cara berkomunikasi, cara belajar, cara bertransaksi dan lain-lain yang sebelumnya dilakukan secara  kontak menggunakan ruang fisik menjadi lebih banyak melalui kontak dalam jaringan (daring) atau disebut ruang digital atau digital space.

“Oleh sebab itu, saat ini sangat lah dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki talenta digital yaitu kualifikasi keahlian untuk menghadapi revolusi industry 4.0 terutama di bidang keahlian data analytic, artificial intelegence, cyber security, digital marketing dan sebagainya,” katanya.

Menurutnya, mindset baru harus diterapkan agar mampu menjadi menjadi sumber daya manusia bertalenta digital sehingga dapat diharapkan akan benar-benar bisa menjadi aktor dan motor penggerak semua komponen bukan hanya di dalam suatu organisasi bisnis saja melainkan juga dalam masyarakat keseluruhan, masyarakat digital.

“Bagi para mahasiswa peserta Yudisium yang hadir di sini, positif thinking-nya adalah paling tidak kita boleh merasa bersyukur bisa mengalami situasi yang unik dan penuh challenging ini, akan tetapi “upgrade diri” dengan terus belajar dan memiliki kualifikasi yang mumpuni, menjadi keniscayaan dan keharusan untuk tetap bisa survive masuk dan bersaing dalam arus masyarakat digital,” kata Reza didampingi Wakil Ketua I Bidang Akademik Dono Murdiyanto dan Ketua Program Studi Manajemen STIE UNISADHUGUNA, Alfonsus B. Say.

Dia mengingatkan Gelar Sarjana yang sudah diraih, tetapi untuk terus bisa menapaki perjalanan karier ke depan saat ini tidak lagi mudah. Pasalnya, petarung baru dan pesaing-pesaing lainnya juga sudah mulai mengasah keahlian dan kemampuan digital mereka.

“Oleh sebab itu, jika kalian tidak segera beradaptasi dan memiliki talenta-talenta yang cukup pada era digital ini, maka otomatis kalian akan langsung terdampak akan disrupsi teknologi yang terjadi,” katanya.

Untuk itu, dia berpesan agar tetap semangat. “Teruslah kembangkan dan tingkatkan diri serta segera beradaptasi dengan dunia digital sehingga kalian akan survive dan sukses dalam era digitalisasi ini,” katanya.(fri/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler