Pesantren Ala Indonesia Segera Dibuka di New York

Kamis, 19 April 2018 – 23:04 WIB
Menteri Sosial Idrus Marham memberikan cendera mata kepada Imam besar Masjid New York Shamsi Ali di Kantor Kemensos, Jakarta, Kamis (19/4). Foto: Fathan Sinaga

jpnn.com, JAKARTA - Imam besar Masjid New York Shamsi Ali melalui Nusantara Foundation akan membangun pesantren berkonsep Indonesia di Amerika Serikat. Hal ini dia sampaikan saat kunjungannya menemui Menteri Sosial Idrus Marham di Gedung Kemensos, Jakarta, Kamis (19/4).

"Kami sedang berusaha membangun pesantren pertama di Amerika. Kami sudah miliki lahan seluas 7,5 hektare," kata Shamsi.

BACA JUGA: Moeldoko: Saya Bukan dari Keluarga Kaya Raya

Shamsi mengatakan, pesantren ini akan dibangun di New York dan berdekatan dengan sejumlah kampus ternama seperti Harvard. Pembangunannya diperkirakan akan memakan USD 10 juta.

Shamsi menambahkan, pembangunan pesantren ini akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendeknya adalah memberikan kegiatan belajar mengajar dengan infrastruktur yang sudah ada.

BACA JUGA: Pesantren Punya Kekuatan Cegah Terorisme dan Radikalisme

Lahan 7,5 hektare ini, kata Shamsi, dulunya adalah sekolah berkebutuhan khusus. Pada 2003 bangkrut sehingga dibeli oleh warga Bangladesh dan Pakistan yang kemudian dibangun madrasah. Namun, madrasah itu gagal lalu disewakan kepada pengusaha dan areal dijadikan ternak ayam.

Shamsi mengatakan, pihaknya akan membersihkan kotoran ternak ayam itu dan memperbaiki bangunan agar layak digunakan. Dia menargetkan kegiatan belajar mengajar sudah ada pada Agustus 2018 ini.

BACA JUGA: Yakini Program Hasanah Bakal Sangat Mengena bagi Pesantren

"Jangka panjangnya adalah membuat gedung baru. Kami ingin disain untuk karakter keindonesiaan. Nanti ada asrama santri yang berbentuk rumah minang dan rumat adat nusantara lainnya," kata dia.

Pembangunan pesantren ini, harap Shamsi, bisa mengikis islamphobia yang selama ini menjadi stigma orang Amerika Serikat. Terlebih saat pemerintahan Donald Trump ini, kata Shamsi, umat Islam di Amerika dicap sebagai radikal.

"Kesalahpahaman kecil dibuat menjadi besar. Islamphobia. Saya sudah berjuangan 21 tahun di sana. Mereka menganggap stereotip Islam itu seperti Timur Tengah," kata Shamsi.

Padahal, kata Shamsi, Islam itu adalah universal, seperti di Indonesia yang mengajarkan toleransi dan demokrasi. "Makanya kami kerja nyata menyampaikan dengan pendidikan. Kami memgenalkan muslim terbesar di dunia," kata dia.

Sementara itu Idrus Marham mengatakan, tugas Shamsi ini sangat mulia karena ingin mengubah phobiaislam di kalangan masyarakat Amerika. Idrus menilai Shamsi adalah Duta Indonesia yang membanggakan negara.

"Oleh karena itu, perlu kami dukung sepenuhnya, baik saya secara pribadi maupun menteri sosial," kata Idrus. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Bugil di Layar Kaca, Sekarang Calon Gubernur


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler