Pesawat dan Helikopter TNI Jatuh, Perawatan Alutsista jadi Perhatian Serius

Selasa, 16 Juni 2020 – 15:21 WIB
Bangkai helikopter yang jatuh di area Kawasan Industri Kendal (KIK), Sabtu (6/6) sore. Foto: ANTARA/ I.C.Senjaya

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha mengatakan peristiwa jatuhnya pesawat jet tempur BAe Hawk 209 TNI AU, Senin (15/6/), yang waktunya cukup berdekatan dengan jatuhnya helikopter MI-17 TNI AD, Sabtu (6/6), menunjukkan ada masalah pada perawatan alutsista TNI yang harus menjadi perhatian serius Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

"Perawatan sangat penting mengingat alutsista kita saat ini banyak yang bermasalah diantaranya karena banyak alutsista yang sudah berumur dan minimnya suku cadang," kata Tamliha dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (16/6).

BACA JUGA: Jenderal Andika Selalu Pantau Kondisi Para Korban Kecelakaan Helikopter

Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menegaskan bahwa publik tidak ingin peristiwa jatuhnya pesawat atau helikopter kembali terjadi karena tidak hanya menimbulkan kerugian materiil, namun juga meninggalnya para perwira TNI yang terlatih.

"Sehingga pesawat dan helikopter atau kendaraan militer lainnya yang digunakan harus dipastikan benar-benar mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya," jelas Tamliha.

BACA JUGA: Jenderal Andika Kerahkan Dokter Terbaik untuk Korban Kecelakaan Helikopter

Menurut Tamliha, saat ini di semua matra TNI, masalah perawatan menjadi hal serius. Sebab, keterbatasan perawatan membuat banyak alutsista yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kemampuan tempurnya berkurang yang juga berimbas pada kerawanan atas keselamatan anggota TNI yang menggunakannya.

Dia mengungkap salah satu kendala klasik pada perawatan dan pengadaan alutsista adalah keterbatasan anggaran pertahanan yang masih yaitu sebesar Rp131 triliun atau masih di bawah satu persen dari produk domestik bruto (PDB).

BACA JUGA: Mabes AD Beberkan Soal Jatuhnya Helikopter di Kendal

"Padahal idealnya anggaran pertahanan tidak kurang 1,5 persen dari PDB," kata dia.

Tamliha melihat Kemenhan telah berusaha memaksimalkan anggaran yang sudah ada.

"Di antaranya dengan menekan adanya mafia perdagangan alutsista, sehingga harga beli bisa lebih murah dibanding sebelumnya," ujarnya.

Tamliha juga meminta kepada Kemenhan untuk memastikan bahwa pembelian alusista dan suku cadangnya benar-benar yang berkualitas, dan sesuai dengan medan tempur dan pertahanan di Indonesia.(boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler