Dikonfirmasi, Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Mayor Filfadri SSos menyebutkan, peristiwa itu terjadi karena ada gangguan pada pengereman.
"Sesaat memasuki landasan mendadak ada peringatan terjadi gangguan sistem pengeraman. Sehingga pilot membatalkan untuk terbang, dan pesawat keluar dari run way sekitar 2-3 meter," kata Filfadri kepada Riau Pos (Grup JPNN).
Beruntung dari insiden itu tidak terjadi apa-apa dengan pilot, begitu juga dengan pesawatnya. 'Semua baik saja, pilotnya baik, begitu juga dengan pesawatnya. Kami memerlukan waktu lebih kurang 15 menit untuk melakukan evakuasi, dan langsung I ditarik ke hangar pesawat,' tegas Filfadri.
Pantauan Riau Pos di sekitar Lanud Roesmin Noerjadin pukul 14.00 WIB, sudah tak tampak lagi pesawat yang mengalami masalah ini. Meski begitu, di pintu masuk dari arah Jalan Sudirman menuju lanud, tampak dua personel TNI AU berjaga-jaga tepat di gerbang sambil sesekali berkomunikasi melalui handy talkie (HT). Tampak, dua petugas ini baru bergeser setelah hujan lebat mengguyur Kota Pekanbaru, sekitar pukul 14.30 WIB.
Warga sekitar, juga banyak yang tidak mengetahui adanya pesawat yang mengalami kegagalan terbang. Saat Riau Pos bertanya kepada warga yang tinggal di Jalan Kartama, Kecamatan Marpoyan Damai, tempat yang langsung bersisian dengan pagar pembatas Lanud, mereka mengaku tidak tahu ada pesawat yang tergelincir ataupun mengalami gagal terbang. 'Tidak tahu. Kami tidak tahu kalau ada kejadian itu,' ujar beberapa warga.
Sebelum peristiwa batal terbang ini, sebuah insiden lain juga pernah terjadi terkait pesawat yang terbang dari Lanud Roesmin Noerjadin. Kecelakaan udara menimpa salah satu pesawat milik TNI AU, pesawat Jenis Hawk 200 TT 0212 jatuh di halaman rumah warga di Jalan Amal RT02/RW03, Villa Pandau Jaya, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (16/10) sekitar pukul 09.30 WIB. Lokasinya tidak jauh dari Panti Asuhan Yayasan Lembaga Bakti Muslim Indonesia (YLBMI) Riau.
Saat jatuh, pesawat ini sempat berputar-putar dan meledak tiga kali, satu kali di udara dan dua di darat. Beruntung, sang pilot Letnan Dua (Letda) Reza sempat keluar dengan menggunakan kursi pelontar sesaat sebelum pesawatnya jatuh.(ali/gus/def)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Harus Hentikan Pengeboran Minyak Liar
Redaktur : Tim Redaksi