Pesawat Kargo Jatuh, 32 Tewas

Minggu, 02 Desember 2012 – 04:46 WIB
BRAZZAVILLE - Cuaca yang tidak bersahabat memicu kecelakaan fatal di Republik Kongo pada Jumat malam lalu (30/11). Sedikitnya 32 orang tewas ketika pesawat kargo milik Trans Air Congo jatuh di dekat Bandara Maya-Maya, Kota Brazzaville.

Saat itu, pesawat jenis Ilyushin-76 milik Trans Air Congo berusaha untuk mendarat di tengah badai dan hujan lebat yang mengguyur negara di Afrika Tengah tersebut. "Sejauh ini kami telah berhasil mengevakuasi 32 mayat dari lokasi kecelakaan. Tetapi, proses pencarian terhadap para korban masih berlangsung," kata seorang petugas yang merahasiakan namanya, Sabtu (1/12).

Sumber lain melaporkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 33 orang. Sebagian besar korban adalah warga sipil yang sedang berada di sekitar bandara saat kecelakaan pesawat itu terjadi.

Sebelumnya, otoritas bandara menyatakan bahwa jumlah korban tewas hanya tiga orang. Seluruhnya adalah para kru pesawat. Pesawat yang mengangkut merchandise dari Kota Pointe Noire tersebut memang hanya diawaki oleh tiga kru. Tapi, selain menewaskan kru pesawat, kecelakaan itu juga memakan korban sejumlah warga yang berada di darat.

Proses evakuasi korban maupun bangkai pesawat sempat terhambat dan tertunda Jumat malam lalu. Sebab, seperti negara-negara Afrika umumnya, Kongo pun mengalami krisis listrik. Alhasil, tim memutuskan untuk menghentikan pencarian dan melanjutkannya lagi kemarin pagi. "Selain terkendala penerangan, kami kesulitan untuk melakukan pencarian korban di tengah guyuran hujan deras," terang Albert Mberi, ketua Palang Merah Kongo.

Pesawat kargo buatan Uni Soviet (Rusia) itu hancur berkeping-keping setelah gagal mendarat. Kepulan asap pun menyelimuti Distrik Makazou yang terletak di dekat bandara.

Sebelum terjun ke jurang dan meledak, pesawat yang tergelincir di landasan pacu itu menabrak beberapa rumah dan sebuah bar di wilayah ibu kota Republik Kongo tesebut. Maka, serpihan badan pesawat pun berserakan di beberapa lokasi.

Menurut Georgelin Massemba, ketua tim penyelamat, pesawat nahas itu dipiloti oleh warga Ukraina. "Seluruh awak pesawat tewas. Jasad pilot ditemukan di antara puing sayap pesawat yang berserakan di lokasi permukiman warga," tuturnya. Selain merenggut korban jiwa, musibah pesawat tersebut juga menyebabkan sekitar 20 penduduk terluka.

Karena jalur Pointe Noire-Brazzaville terpisahkan oleh medan yang sulit dan bergunung-gunung, para pebisnis pun kebanyakan memilih untuk menyewa pesawat. Tapi, penerbangan di Afrika memang merupakan salah satu yang paling buruk di dunia.

Pada Juni lalu, sekitar 153 orang tewas dalam kecelakaan pesawat komersial di Kota Lagos, Nigeria. Sebelumnya, sebuah pesawat kargo juga menabrak bus di Ghana dan menewaskan sedikitnya 10 orang. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Keberatan Israel Bangun Pemukiman Yahudi di Tepi Barat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler