Informasi yang dihimpun Padang Ekspres (Grup JPNN), pesawat tersebut berangkat dari Medan-Padang sekitar pukul 16.00, namun pukul 17.05 pesawat itu mendarat di bandara Tabing. Padahal, bandara Tabing sejak 22 Juli 2005 sudah tidak dioperasionalkan.
Kendati tak sampai menimbulkan jatuhnya korban jiwa, namun kejadian di luar perkiraan ini membuat penumpang panik. Salah seorang penumpang, Antoni Eka Putra mengaku kaget dan cemas ketika mengetahui pesawat salah mendarat.
Toni -penggilan Antoni Eka Putra-mengtakan, pendaratan itu dikarenakan pilotnya baru perdana melakukan penerbangan menuju Padang. "Kata orang-orang di pesawat, ini akibat pilotnya baru ke Padang dan salah tempat mendarat," ujar Toni.
Di samping itu, Toni mengaku bahwa pesawat yang ia tumpangi itu berangkat dari bandara Polonia Medan, sekitar pukul 04.00. Jumlah penumpang sendiri diperkirakan lebih 50 orang.
Danlanud Tabing Padang, Letkol Pnb Fairlyanto, pihaknya tak dapat memberikan komentar karena ia tidak berada di Padang. "Saya tak dapat memberikan komentar terhadap penyebab pendaratan di Lanud Tabing Padang, silakan hubungi pihak maskapai, atau pihak Bandara International Minangkabau, ujarnya kepada Padang Ekspres ketika dihubungi melalui telepon kemarin.
Pantauan Padang Ekspres, di Lanud Tabing Padang, TNI angkatan udara Tidak mengizinkan untuk pemburu berita masuk ke dalam, dan pewarta hanya bias sampai di depan gerbang pintu masuk Lanud Tabing itu.
Distrik manager Padang PT Sriwijaya Airlines, Yudo mengakui maskapainya melakukan kesalahan tempat mendarat, seharusnya pendaratan dilakukan di BIM, namun malah di landing di Lanud Tabing Padang. “Memang benar maskapai kami Sriwijaya boing 737 300 SJ 0021, melakukan kesalahan tempat pendaratan,“ katanya Yudo.
Mengenai penyebabnya, Yudo belum mengetahui, dan pihaknya masih menunggu tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi untuk melakukan pemeriksaan yang akan dilaksanan, Minggu (14/10).
Sementara itu, Kadishub Sumbar Mudrika, membenarkan kejadian tersebut. Pesawat berpenumpang 97 orang itu, melakukan pendaratan di Lanud Tabing Padang, yang diduga karena pilot tidak membaca titik koordinat, dan juga diduga karena human error.
"Kita belum dapat pastikan penyebabnya, namun bisa saja karena pilot tidak memperhatikan titik koordinat, dan human error, dan malam ini (13/10) tim KNKT sudah menuju Padang bersama pihak Sriwijaya untuk memastikan penyebab terjadinya hal tersebut," jelasnya Mudrika. (b)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bapertarum Bakal Naikkan Iuran Perumahan PNS
Redaktur : Tim Redaksi