Peselancar Layang dan Angin dari 13 Negara Berkompetisi di Pulau Tabuhan Banyuwangi

Kamis, 24 Agustus 2017 – 09:28 WIB
International Kite and Wind Surfing Competition bakal digelar di Pulau Tabuhan, akhir pekan ini. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar ajang promosi wisata dengan kemasan sport tourism. International Kite and Wind Surfing Competition siap digelar di Pulau Tabuhan, pulau eksotis yang terletak di sisi timur Banyuwangi, pada akhir pekan ini, 26-27 Agustus.

Ajang bergengsi ini akan diikuti 50 peselancar layang dan angin profesional dari 13 negara. Mulai dari Belanda, Thailand, Malaysia, Austria, Italia, Australia, Spanyol, dan Selandia Baru. Tak ketinggalan juga dari Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Prancis, dan tentunya Indonesia.

BACA JUGA: Lepas Peserta Ziarah ke Makam Bung Karno dan Mbah Hasyim, Ini Pesan Bupati Anas

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, sport tourism menjadi salah satu cara untuk mempromosikan pariwisata daerah. "Sport tourism efektif untuk mendorong wisata. Jadi kami dapat dua manfaat. Pertama, kunjungan atlet dan wisatawan penggemar sport tourism, dalam hal ini olahraga air. Kedua, promosi destinasinya yaitu Pulau Tabuhan," ujar Anas.

Pulau Tabuhan sendiri merupakan sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang masuk Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Hanya diperlukan waktu 20 menit untuk menuju ke Pulau Tabuhan dengan menggunakan perahu motor. Pulau Tabuhan dikenal memiliki angin yang cocok untuk digelar selancar layang dan angin. Bahkan angin di Pulau Tabuhan memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh tempat lainnya.

BACA JUGA: Bupati Banyuwangi Ingatkan Pesan Bung Karno di Kemah Kebangsaan

Selain itu, Pulau Tabuhan menyimpan pesona yang indah. Pasir putih yang halus, air laut yang jernih dan biota laut yang menawan. Tak heran, banyak wisatawan yang pergi ke pulau ini untuk melakukan snorkeling dan diving. Anas menambahkan, selain sebagai ajang promosi wisata, event tersebut juga menjadi instrumen daerah untuk menggerakkan perekonomian warga.

BACA JUGA: Bupati Anas dan Kemenhub Sepakat, Bandara Banyuwangi Dapat Rp 300 Miliar

“Kalau Pulau Tabuhan menjadi destinasi selancar layang dunia, geliat perekonomian akan ikut terdongkrak karena pasar selancar layang kini terus tumbuh pesat. Masyarakat bisa melakukan kegiatan ekonomi produktif seperti produski suvenir, kuliner, jasa travel, dan jasa penunjang lainnya,” tutur Anas.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Wawan Yadmadi mengatakan, International Kite and Wind Surfing Competition ini merupakan kali kedua digelar di Banyuwangi. Ajang ini melombakan kategori racing (maraton), trapezoid, speed trial, dan freestyle and bigjump exhibition. "Kami bersinergi dengan Banyuwangi Bangsring Breeze, Bali Kite Surfing School, dan Dragoon Yacht," ujar Wawan.

Race Organizer Kite and Wind Surfing Competition Iwan Syahlani mengatakan, Pulau Tabuhan sangat cocok untuk bermain selancar layang dan angin karena lautnya tanpa ombak besar. “Posisinya juga tepat pada jalur arus angin terkencang. Angin keras setiap saat dengan kecepatan 25 knot, tidak usah menunggu datangnya angin seperti di Bali,” ungkapnya.

Selancar layang sendiri adalah olahraga air yang mengombinasikan selancar angin, selancar, paralayang, bahkan senam. Para atlet di papan selancar dihubungkan dengan layang-layang paralayang. Para peselancar memanfaatkan angin untuk menaklukkan air dan melayang-layang di udara, lalu melandai kembali berselancar di atas air dengan gerakan-gerakan akrobatik.

Sementara selancar angin adalah olahraga dengan memanfaatkan tenaga angin untuk meluncur membelah air. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Banyuwangi Antusias Ikuti Ziarah ke Makam Bung Karno dan Mbah Hasyim


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler