Peserta program visa bekerja dan berlibur, atau Work and Holiday visa (WHV) asal Indonesia dilaporkan meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Queensland, Australia hari Senin lalu (22/03).

ABC mengontak Kepolisian Queensland yang mengonfirmasi jika yang tewas dalam kecelakaan tersebut bernama Arie H Putra.

BACA JUGA: Jumlah Penduduk Australia Berkurang Pertama Kalinya Sejak Perang Dunia Pertama

Ia meninggal di lokasi kejadian, yakni di jalan bebas hambatan New England Highway di kawasan Stanthorpe.

Kepolisian Queensland mengatakan masih melakukan penyelidikan atas "kecelakaan lalu lintas fatal".

BACA JUGA: PM Australia Ingin Perlakuan Terhadap Perempuan di Parlemen Diperbaiki

Dalam pernyataannya, pihak kepolisian menyebutkan sebuah truk sedang melaju ke arah selatan di New England Highway dan menabrak sebuah sedan yang sedang menuju ke arah sebaliknya.

Penumpang perempuan yang sedang bersama Arie dan pengendara truk tidak terluka dalam kecelakaan tersebut.

BACA JUGA: Petugas Keamanan Buka Suara Terkait Dugaan Pemerkosaan di Gedung Parlemen Australia

Berencana berikan kejutan kepada orangtuanya

Arie Putra datang ke Brisbane, Australia pada akhir tahun 2019 sebagai pemegang Work and Holiday Visa (WHV).

Ia tinggal bersama kakaknya, Fahsya Azani Putra, yang sudah hampir tiga tahun hidup dan bekerja di Brisbane.

"Kami hanya dua bersaudara, datang ke sini [Australia]. Orangtua kami usianya hampir 70 tahun, sekarang cuma berdua di Depok," kata Fahsya kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.

"Yang sangat menyakiti hati saya adalah karena adik saya itu datang ke Australia karena ingin membahagiakan orangtua saya."

"Dan dia itu lagi benar-benar banting tulang kerja, dia cerita sama saya karena dia pasang target [pencapaian]."

Fahsya mengatakan Arie baru pertama kali tinggal jauh dari orangtuanya.

Ia sudah berencana memberikan kejutan kepulangan ke Indonesia setelah masa berlaku WHV tahun keduanya habis bulan Juni tahun ini.

"Rencananya sebelum dia apply third year [mendaftar WHV tahun ketiga], dia pengen pulang ke Indonesia sebelum Lebaran, kasih surprise [kejutan] ke ibu-ayah," tutur Fahsya sambil menahan tangis.

"Makanya dia banting tulang, kerja sampai 12 jam lebih, benar-benar untuk menabung."

Selain dikenal sebagai seseorang yang sangat dekat dengan ibu mereka, Fahsya mengenang adiknya sebagai seseorang yang "sangat sensitif, suka membantu dan peduli dengan orang lain". Dikenal sebagai 'pekerja keras' Arie meninggal setelah mengalami kecelakaan di jalan bebas hambatan di negara bagian Queensland, Australia

Foto: Halaman GoFundMe

Arie dikenal sebagai "seorang pekerja keras, mandiri dan sederhana" oleh Sasha Adia Valent, salah satu pemegang WHV asal Indonesia lainnya.

Keduanya pernah bekerja bersama di perkebunan mangga di daerah Mareeba, sebuah kota kecil di Queensland.

"Segala macam pekerjaan digelutinya dengan sukacita, mulai dari petik stroberi, mangga, sampai lime [jeruk nipis], itu sejauh yang saya tahu," tutur Sasha.

"Ia pun tidak segan untuk bekerja di bawah guyuran hujan rintik atau terik matahari," tambahnya.

Sasha pun mengenang masa-masa bekerja dengan Arie, yang selain menurutnya "kalem, suka melucu, dan berwawasan luas", juga pandai memasak.

"Kegiatannya di rumah selepas bekerja biasanya banyak menyibukkan diri di dapur untuk menyiapkan bekal esok hari dan chatting dengan keluarganya melalui grup Whatsapp," ujar Sasha.

"Atau kadang menyempatkan diri untuk bermain futsal dengan beberapa teman Indonesia lainnya di tempat kami." Bantuan dari komunitas Indonesia di Australia

Kepada ABC Indonesia, Fahsya mengatakan sangat bersyukur atas bantuan yang diterimanya dari banyak pihak.

"Saya berterima kasih sangat [kepada] KJRI karena mereka bantu saya ... ada beberapa pihak seperti ISBB, Komunitas Indonesia Brisbane, Muslim Indonesia Brisbane ... teman-teman Working Holiday Visa, itu membantu saya," katanya.

"Saya mau sampaikan terima kasih ke semua orang ... di sini saya sudah kehilangan adik saya, saya tidak mau menyinggung perasaan orang sama sekali, saya ingin orang itu tenang dan bisa tanpa ada rasa sakit hati kirim doa ke adik saya, dan jadi prosesnya lebih cepat."

Sasha yang sempat bekerja dengan Arie menyayangkan kepergian temannya "di usianya yang masih sangat muda", namun mendoakan yang terbaik untuk keluarga dan teman-teman yang ditinggalkan.

"Padahal ia punya banyak mimpi yang mau dikejarnya di masa depan ... namun jujur, aku merasa kehilangan sekali dengan adanya berita ini," ujarnya.

"Semoga ke depannya pula, tidak terjadi hal serupa kepada teman-teman Working Holiday seperjuangan," tutupnya.

ABC Indonesia sudah meminta keterangan terkait meninggalnya Arie kepada KJRI Sydney yang juga membawahi wilayah Queensland.

Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di ABC Indonesia

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bela Keturunan Asia, Ratusan Warga di Amerika Serikat Berunjuk Rasa

Berita Terkait