Pesona 20 Perempuan Cantik di Rumah Pengasingan Bung Karno

Minggu, 15 September 2019 – 17:49 WIB
Desainer Tenun Nusantara Dian Oerip bersama para modelnya di Rumah Pengasingan Bung Karno Bengkulu. Foto : Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, BENGKULU - Perhelatan fashion show biasanya digelar di hotel berbintang maupun gedung mewah. Namun, desainer tenun nusantara Dian Oerip memilih lokasi yang tak biasa untuk memperkenalkan karyanya yang mengusung nilai Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila.

Dian memilih Cagar Budaya Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu sebagai tempatnya mengenalkan kain tenun karya anak bangsa yang dia padu padankan menjadi pakaian yang unik.

BACA JUGA: 22 Tahun Honorer ini Jaga Rumah Pengasingan Bung Karno, Kadang Merinding Saat Ruangan Sepi

Perhelatan ini adalah rangkaian dari kegiatan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang bertema Merajut Ikrar Perempuan Sahabat Pancasila.

BACA JUGA: Nonton Fashion Show, Lindsay Lohan Pakai Busana Muslim Hitam

Dian diajak ikut berpartisipasi dalam perhelatan itu karena perempuan bernama lengkap Dian Erra Kumalasari tersebut adalah salah satu penerima Penghargaan Pancasila (Pancasila Award) dari BPIP di bidang seni budaya dan bidang kreatif.

Kali ini, Dian tidak membawa model-model sendiri layaknya fashion show pada umumnya.

BACA JUGA: Trotoar Sudirman-Thamrin Bakal Bermotif Kain Tenun

Dia memilih para ibu dan gadis Bengkulu yang mau jadi relawan sebagai model pakaian tenun rancangannya. Dia tidak memilih sesuai bentuk postur tubuh maupun usia.

"Siapa pun yang bersedia jadi modelnya, boleh memakai rancangan saya di perhelatan ini. Dipilih 20 wanita untuk jadi model," ujar Dian pada JPNN.com yang ikut dalam rombongan BPIP ini.

Hasilnya, sungguh mencengangkan fashion show ini. Natural dan benar-benar menunjukkan cita rasa Indonesia yang sesungguhnya.

Rancangan tenun Dian yang beragam makin terlihat cantik dipakai 20 ibu maupun anak gadis Bengkulu.

Tanpa alas kaki dan make up mencolok, mereka melenggang anggun keluar dari rumah pengasingan itu menuju tangga ke halaman depan yang telah ditunggu para penonton dan warga Bengkulu.

Kecantikan para model dadakan ini terpancar natural saat memakai rancangan tenun Dian dari NTT seperti kain Sumba, Maumere, kain timor, kemudian songket maupun ulos.

Para model ini tak hanya melenggang seperti di catwalk tetapi juga sambil sesekali menari tarian daerah dengan jemari lentik mereka.

Langkah para model ini diiringi dentuman beradu dari dol, alat musik khas Bengkulu yang dibawakan Sanggar Gatra serta nyanyian mantra dari seniman Edi Bonetski

"Semua rancangan ini saya bawa berupa kain dan saya padu padankan langsung di tempat," imbuh Dian.

Pertunjukan ini semakin istimewa dengan kehadiran bintang film dan seniman ternama Ayu Laksmi.

Wanita asal Bali itu menjadi primadona dalam fashion show itu yang muncul paling akhir dengan balutan kain tenun Sumba.

Ayu tak hanya berjalan di antara penonton, dia juga menari mengikuti alunan bunyi dol. Tepuk tangan menggema setelah menyaksikan tarian pemeran ibu di film Pengabdi Setan tersebut.

"Aku suka kain tenunnya dari Sumba. Ini bagus sekali. Fashion show-nya Indonesia banget. Beginilah cara kita saling mengenal tentang budaya di Indonesia," kata Ayu.

Kebanyakan rancangan Dian Oerip ini dipadankan dengan kain ikatan atau penghias kepala. Termasuk yang dipakai Ayu Laksmi.

Dian Oerip bersama Ayu Laksmi

Menurut budayawan Taufik Rehzan yang hadir di fashion show itu penutup kepala memang salah satu ciri khas pakaian tradisional Indonesia.

"Penutup atau penghias kepala itu seperti bentuk penghormatan pada kepala. Itu bukan hanya di Indonesia di beberapa negara lain, pakaian khas mereka juga memakai penutup kepala seperti itu, sebagai penghormatan," jelas Taufik.

Di kesempatan yang sama, Irene Camelyn Sinaga, Direktur Pembudayaan BPIP mengatakan Rumah Pengasingan Bung Karno dipilih sebagai tempat memperkenalkan tenun nusantara karena Pancasila muncul dari buah pemikiran Bapak Bangsa tersebut.

"Kami memilih Kota Bengkulu memperkenalkan tenun nusantara karena tempat ini kelahiran Ibu Fatmawati istri Bung Karno, seorang ibu yang juga sangat suka menjahit. Ini sejalan juga dengan yang dilakukan Dian Oerip yang terus berusaha menjaga tenun sebagai identitas bangsa. Rumah pengasingan Bung Karno kami pilih karena menjadi salah satu ikon di kota ini, lahirnya pemikiran Presiden Soekarno di rumah ini," kata Irene.

Perempuan berparas cantik ini juga menjadi salah satu model dari tenun nusantara rancangan Dian Oerip. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler