22 Tahun Honorer ini Jaga Rumah Pengasingan Bung Karno, Kadang Merinding Saat Ruangan Sepi

Sabtu, 14 September 2019 – 06:17 WIB
Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu. Foto : Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, BENGKULU - Berkunjung ke Kota Bengkulu, tak lengkap rasanya jika tidak mengayunkan langkah menuju situs bersejarah di wilayah itu yaitu Cagar Budaya Rumah Pengasingan Bung Karno. Lokasinya tak jauh kok. Masih di sekitar pusat kota.

Tepatnya di Jalan Soekarno - Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Ratu Samban, Kota Bengkulu. JPNN.com turut berkesempatan berkunjung ke rumah ini bersama rombongan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang baru saja menggelar perhelatan seputar Menyusuri Ajar Ibu, tentang Peran Perempuan dan Pancasila di Bengkulu.

BACA JUGA: Rumah Ibu Bung Karno di Buleleng Diusulkan jadi Cagar Budaya

Seperti rumah tua peninggalan sejarah pada umumnya, cagar budaya untuk Bapak Bangsa itu terlihat sangat sederhana dari kejauhan.

BACA JUGA: Andai Bung Karno Masih Hidup, Mungkin Beliau Bangga sama Jokowi

Rumah pengasingan itu menjadi tempat bersejarah sejak Bung Karno diasingkan pada 1938 hingga 1942 silam.

Rumah itu berukuran sedang, tidak bisa dibilang besar pula. Namun, dikelilingi halaman yang cukup luas dengan sebuah tiang Bendera Merah Putih tepat di tengah halaman dekat pintu masuk menuju tangga.

BACA JUGA: Menyusuri Ajar Ibu dan Pancasila di Bumi Raflesia

Tampak juga taman bunga kecil mengitari tiang bendera yang mengibarkan Merah Putih setengah tiang untuk menghormati mendiang B.J Habibie. 

 Di rumah inilah awal kisah cinta bersemi antara Presiden RI Soekarno istri ketiganya Ibu Fatmawati, ibu dari Megawati Soekarnoputri.

NATALIA LAURENS - Bengkulu

Rumah ini awalnya dibangun oleh Tjang Tjeng Kwat, penyalur bahan pokok keperluan pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Bengkulu pada 1918 lalu.

Bangunan tersebut kemudian dipergunakan oleh Hindia Belanda untuk mengasingkan Bung Karno sebagai tahanan politik pada 1938-1942. Selanjutnya, setelah zaman kemerdekaan Indonesia, rumah itu ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya.

Bentuk bangunannya tidak ada yang diubah. Pembenahan yang dilakukan hanya merenovasi beberapa bagian yang telah lapuk dimakan usia, demi menjaga nilai sejarah yang ada.

Saat berkunjung, JPNN.com sempat berbincang dengan Muhammad Yaman, salah satu penjaga rumah pengasingan Bung Karno.

Dia adalah seorang pegawai honorer dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi yang salah satu wilayah kerjanya mencakup hingga Bengkulu.

Yaman sudah menghabiskan masa hidupnya untuk menjaga rumah itu sejak 1997 silam. Hampir 22 tahun lamanya. Sejak saat itu pula dia belajar banyak tentang sejarah kehidupan Bung Karno.

"Saya jadi banyak membaca kemudian setiap kali orang dekat atau kerabat Bung Karno datang mereka pasti bercerita sehingga saya mendapat pengetahuan dan cerita baru tentang beliau," ujar Yaman.

Penjaga Rumah Pengasingan Bung Karno M. Yaman

Menjaga bangunan tua, memang susah-susah gampang. Yaman dan sembilan rekannya yang bergantian jaga harus memastikan tidak ada barang peninggalan Bung Karno  yang rusak akibat ulah pengunjung.

Tak hanya itu, diakui Yaman, sesekali dia merasakan suasana yang berbeda di setiap ruangan yang dilewati di dalam bangunan tersebut.

"Kadang kalau ruangan sepi pengunjung, kalau sendirian itu seperti merinding. Rasanya seperti saya enggak sendiri di situ. Tapi paling hanya itu sih aura mistis yang saya rasakan. Tidak pernah ada gangguan-gangguan lainnya," imbuh Yaman sambil tersenyum. 

Dia sudah lama bertugas di tempat itu, sehingga rasa takut di awal-awal bekerja kini mulai terkikis. Kini yang  Yaman khawatirkan adalah kejahilan sejumlah oknum pengunjung yang tidak menaati peraturan.

Aturannya tak sulit sebenarnya. Pengunjung harus masuk tanpa alas kaki dan tidak menduduki kursi maupun tempat tidur Bung Karno. Apalagi sampai memindahkan letak barang-barangnya.

"Tapi kadang ada yang melanggar, berani duduk di tempat tidur di kamar Bung Karno, kemudian duduk di kursinya. Langsung kami tegur kalau seperti itu," tegas Yaman. Dia berharap para pengunjung menjaga perilaku selama berada di tempat cagar budaya tersebut.

Ruangan - ruangan di Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah pengasingan Bung Karno terdiri dari beberapa bagian. Mulai dari ruang kerja di bagian depan, ruang tamu, kamar tidur tamu dan dua kamar tidur keluarga.

Di bagian belakang terdapat bangunan tambahan dan sumur tua yang masih mengeluarkan air cukup bening. Di ruang tamu terdapat replika sepeda ontel milik Bung Karno.

Letaknya, dalam kotak kaca di sisi kanan tembok. Di tengah ruang tamu itu ada kursi dan meja yang terbuat dari kayu.

Sejumlah peninggalan Bung Karno lainnya juga masih tertata dengan rapi. Mulai dari ranjang tidur bersama istrinya Inggit Garnasih.

Di dalam ruang kamar tidur itu ada foto Inggit, lukisan Fatmawati dan foto Bung Karno bersama dua anak angkatnya.

Tempat tidurnya model jadul alias zaman dulu. Terbuat dari besi dicat hitam dengan tiang-tiang kelambu menjulang. Kasurnya dilapisi seprei putih dan dua bantal.

Ingat ya, tempat tidurnya tak boleh diduduki apalagi dicoba untuk tidur. Pengunjung hanya bisa memotret dari dekat.

Kemudian ada ruangan koleksi buku berbahasa Belanda milik Bung Karno dan sebuah ruangan yang berisi pajangan fotonya serta informasi seputar rumah pengasingan yang disinggahinya.

Terakhir ada ruang khusus kostum pentas Teater Monte Carlo. Berupa baju, celana, spanduk pertunjukan, payung, serta perlengkapan seni lainnya. Semuanya diletak dalam sebuah lemari kaca.

"Bung Karno memang menyukai teater, ini ruangan kostumnya," tutur Yaman.

Kisah - kisah tentang Bung Karno bisa Anda baca dan lihat sendiri jika berkunjung ke cagar budaya rumah pengasingan ini. 

Tempat bersejarah ini dibuka pada pukul 08:00 hingga 17:00 WIB. Biaya untuk masuk ke Rumah Pengasingan Bung Karno ini bervariasi. Orang dewasa per orang cukup membayar Rp 3 ribu, anak - anak Rp 2 ribu.

Kemudian untuk kegiatan prewedding Rp 150 ribu. Sedangkan kunjungan untuk kegiatan liputan media massa harus membayar Rp 200 ribu. Selamat berkunjung! Salam Pancasila!. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler