jpnn.com - BENGKONG - Perayaan pergantian tahun baru di Bengkongpalapa 1, Tanjungbuntung, Bengkong, Jumat (1/1) dini hari memakan korban. Tujuh orang menjadi korban ledakan kembang api, satu diantaranya tewas, 1 kritis dan lima lainnya luka ringan.
Korban yang meninggal adalah Gilang Azwawi, 22 serta korban kritis Dede Sunarya, 32. Sementara korban luka Jordan Safrian 20, Ahmad Rosadi ,18, Imam Tantowi , 24, Aditya Nanda 21, dan Mora Setia Simbolon ,23.
BACA JUGA: "Diserbu" Brimob, Suasana Bandara Juanda Jadi Meriah
Suasana suka cita menyambut pergantian tahun 2015 ke 2016 mungkin menjadi hal yang tak terlupakan oleh warga Bengkongpalapa.
Kenapa tidak, satu dus petasan meledak serentak dan melukai beberapa orang warga yang ingin menyaksikan perayaan tersebut.
BACA JUGA: Akhir Tahun, Mengakhiri Napas di Kandang Ayam
Ledakan keras itu juga merusak empat rumah warga. Bahkan awalnya warga yang berada di dalam ruma mengira getaran kuat di malam tahun baru itu adalah gempa. Namun setelah keluar, barulah mereka tahu jika getaran itu berasal dari ledakan kembang api di fasilitas umum (fasum) Bengkong,
"Kita pikir gempa karena getaranya kuat. Ternyata kembang api meledak," kata Ani, warga sekitar seperti dikutip dari batampos.co.id (group JPNN), Sabtu.
BACA JUGA: Ha ha, Niat Mabuk Malah Dihajar Pemabuk
Menurut dia, beberapa warga langsung berlari menuju sumber ledakan. Disana, warga mulai panik karena ada yang luka hingga tak sadarkan diri.
"Satu orang bernama Gilang meninggal, enam luka. Ada beberapa rumah yang rusak, mulai kaca mecah dan dinding jebol kena ledakan. Saat kejadian, lampu sempat padam," terang Ani.
Kapolres Barelang Kombes Asep Safrudin mengatakan kasus tersebut masih dalam penyelidikan polisi. Saat ledakan terjadi, pihaknya sempat menurunkan tim penjinak bahan peledak (Jihandak) Gegana Polda Kepri.
"Masih kita selidiki, karena sudah hancur, serpihannya kita kumpulkan. Jenis petasannya berbentuk kotak," kata Asep yang dihubungi, kemarin.
Menurut dia, pihaknya sudah memeriksa beberapa orang saksi terkait ledakan yang diduga disebabkan kembang api. Dari informasi saksi, menyebutkan jika petasan yang berisi ratusan kembang api itu hanya meledak secara beraturan sebanyak dua kali.
Sementara ratusan lainnya meledak secara bersamaan hingga menimbulkan ledakan keras. Sementara saat itu, posisi para korban berada di dekat kembang api dan terluka karena kena serpihan yang meledakan berbatuan sekitar.
"Informasi ke kita, kembang api itu dibeli di daerah Nagoya. Kita akan kembangkan, begitu juga dengan penjualnya. Sudah 10 saksi yang kita periksa,"terang Asep.
Ia juga memastikan jika ledakan itu berasal dari kembang api bukan sejenis bahan peledak atau yang menyerupai bom. Pihaknya juga tak akan tinggal diam terhadap pelaku penjual petasan jika dianggap melanggar aturan yang sudah ditetapkan.
"Penjual petasan akan ditertibkan dan diberi sanksi jika melanggar aturan," imbuh Asep.
Dikatakan Asep, pihaknya telah melakukan visum terhadap korban Gilang. Bahkan, sempat akan melakukan autopsi, namun keluarga tak mengizinkan. Sehingga autopsi dihentikan meski perut korban sudah sempat dibedah.
"Untuk kepentingan penyidikan kita autopsi jasad korban.Tapi saat ini keluarga tidak mengizinkan untuk dilakukan otopsi," pungkas Asep.
Fasum berukuran 15x15 meter, dimana menjadi lokasi ledakan tampak diberi garis police line polisi. Lantai Fasum yang terletak dipinggir selokan terlihat berlubang. Beberapa bekas petasan, juga berserakan dipinggir selokan. Beberapa warga masih mendatangi lokasi untuk melihat bekas ledakan tersebut.(she/ray)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polres Kupang Sebar Foto Napi Kabur
Redaktur : Tim Redaksi