Petani Jangan Mengeluh Saja

Minggu, 23 September 2012 – 06:27 WIB
SLEMAN - Petani Indonesia masih dipusingkan persoalan rendahnya tingkat kesejahteraan. Hal itu terungkap ketika sejumlah petani bertemu Menteri BUMN Dahlan Iskan pada acara Farmers Go to Campus "Menggagas Strategi Kebijakan Pangan Menuju Kesejahteraan Petani" di Auditorium Fakultas Pertanian UGM, Sabtu (22/9).

Perwakilan berbagai kelompok tani di lima kabupaten/kota di DIJ membeberkan persoalan yang mereka hadapi ketika bertani. Mulai persoalan benih, lahan, pupuk, pengairan hingga pemasaran. Setelah mendengarkan berbagai keluhan petani itu, Dahlan menyarankan agar kelompok tani tidak hanya berkeluh kesah, tapi harus mulai berbuat dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

"Mengeluh bukan jalan keluar. Maka dari itu, jangan menggantungkan diri kepada orang lain yang menjanjikan ini itu," ujarnya.

Dahlan yakin, banyak jalan keluar yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan persoalan petani. Sebab, Dahlan juga menemukan para petani yang berhasil dengan usaha mandiri tanpa menggantungkan bantuan dari pemerintah.

Salah satu rencana yang ditawarkan Dahlan untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah menghentikan pemberian subsidi. Hanya, syaratnya, produk pertanian dari petani harus dibeli dengan harga tinggi.

Secara pribadi, mantan Dirut PLN itu kurang begitu percaya dengan subsidi yang diberikan kepada petani. Sebab, pemberian subsidi kepada petani kadang kurang tepat sasaran.  "Saya juga tidak yakin kalau subsidi itu benar-benar bisa sampai ke petani," katanya.

Dahlan mengakui, gagasan yang dilontarkannya ini belum sepenuhnya diterima banyak pihak. Masih ada pro dan kontra dalam penerapannya. Untuk itu diperlukan waktu minimal dua tahun untuk menyelesaikan persoalan subsidi bagi petani. Waktu selama itu akan digunakan untuk meyakinkan pihak-pihak yang belum mau menerima gagasan tersebut. Ini supaya ke depan tidak terjadi perpecahan di antara para petani sendiri.

"Makanya, saya harapkan gagasan ini didukung petani. Bukan elite-elite petani atau elite akademisi," tuturnya.
Dalam waktu dekat Kementerian BUMN akan menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk memproduksi pupuk organik. Nanti BUMN tidak perlu lagi memproduksi pupuk organik karena petani sendiri yang memproduksi dan menyalurkan kepada BUMN.

"BUMN menjadi pengepul pupuk organik dari petani tanpa mengambil untung sepeser pun," ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.

Sementara itu, Kepala Bulog DIJ Darsono Imam Yuwono menyatakan kesiapannya bekerja sama dengan petani. Dia menepis anggapan bahwa petani dipersulit mengakses gudang Bulog. Saat ini, kata Darsono, pihaknya telah menggandeng berbagai mitra petani sehingga mereka tidak lagi kesulitan ketika ingin menyalurkan hasil pertanian, khususnya beras, ke gudang Bulog. "Sudah ada satgas sehingga siapa pun bisa menyalurkannya ke gudang Bulog," kata Darsono.

Di tempat yang sama akademisi sekaligus praktisi pertanian Gembong Danudiningrat mengajak petani untuk selalu berinovasi agar produksi pertaniannya semakin meningkat. Gembong mencontohkan keberhasilannya dalam mengelola pertanian di lahan terbatas namun memiliki hasil maksimal. Mantan dosen Fakultas Peternakan UGM ini sukses menanam padi tanpa harus bergantung pada air. "Modalnya, petani harus inovatif. Saya siap melatih para petani kalau mau belajar," jelas Gembong.

Di akhir acara Dahlan menantang Gembong agar membuktikan keberhasilannya untuk diterapkan secara masal. Secara serius Dahlan bahkan meminta petani Gunungkidul merelakan tanah pertanian seluas 5 hektare untuk dijadikan proyek garapan Gembong. "Gak perlu khawatir. Kalau proyek Pak Gembong gagal, nanti saya yang ganti rugi kepada yang memiliki lahan," tandas Dahlan. (bhn/c2/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PT Garam Harus jadi Importir Tunggal

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler