Petani Minta Pemerintah Intervensi

Jumat, 31 Agustus 2012 – 13:30 WIB
MENIA, -Hasil produksi pertanian di kawasan persawan Kelurahan Limaggu Kecamatan Sabu Timur yang kian hari kian menurun membuat masyarakat petani setempat meminta intervensi dari pemerintah.Intevensi ini diharapkan bisa membatu petani dalam mendongkrak hasil produksi yang selama ini cenderung menurun. Hal ini disampaikan Ketua Kelompok Tani Nelayan (KTNA) Kabupaten Sabu Raijua yang juga ketua Gapoktan di Kelurahan Limaggu, Mezak Dida.
 
Mezak mengakui bahwa Kelurahan Limaggu merupakan salah satu wilayah yang memiliki luasan lahan persawahan yang cukup luas di Kabupaten Sabu Raijua. Namun hasil produksi petani tidak berimbang dengan luas lahan yang mereka olah. Padahal lahan persawahan tersebut ditanami tanpa jeda waktu karena memiliki sumber mata air yang cukup besar.

"Kita petani disini punya lahan yang cukup luas. Kita menanam tanpa jeda waktu karena kita memilki mata air yang cukup untuk mengairi sawah yang ada baik pada saat kemarau sekalipun. Tapi yang membuat kita kecewa adalah hasil produksi kita tidak pernah meningkat sehingga kita berharap ada intervensi dari pemerintah,"ujar Mezak.

Dijelaskan, luas lahan persawahan yang ada mencapai ribuan hektar yang terbagi dalam empat kawasan besar dimana masing-masing kawasan memiliki mata air yang cukup untuk mengairi sawah setaip musim. Sebagai petani yang tidak memiliki ketrampilan atau ilmu yang cukup maka intervensi pemerintah sangat diperlukan. Sebab jika hasil produksi meningkat dengan kawasan pertanian yang cukup maka Kelurahan Limaggu bisa menjadi salah satu lumbung pangan khususnya Padi di Kabupaten Sabu Raijua.

"Kita bertani ini hanya mengadu untung karena kami tidak mau lahan yang ada dibiarkan begitu saja. Sejak nenek moyang kita sudah bertani dilokasi tersebut. Tapi hasilnya tidak ada bahkan kita harus membeli beras untuk mencukupi kehidupan sehari-hari,"katanya.

Kendala yang dihadapi oleh Petani di Kelurahan Limaggu ujar Mezak, adalah sarana pertanian yang tidak memadai, obat-obatan serta pupuk yang tidak mencukupi serta kendala hama yang sangat bervariasi. Selain itu petani masih menggunakan sistem pertanian yang belum tersentuh teknologi sehingga terkesan hanya mengadu untung.

"Di sini kita ada belasan kelompok tani dan kita sudah bertekad untuk meminta pemerintah melakukan intervensi,"ujarnya. Diakuinya pihaknya sudah mengundang Dinas Pertanian untuk melakukan dialog dengan para petani untuk mendengar secara langsung kendala dan hambatan yang dialami supaya dicarikan jalan keluar. Sementara Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Sabu Raijua, Mansi R Kore kepada koran ini mengakui telah melakukan pertemuan dengan para petani serta telah melakukan survei langsung ke lapangan.

"Kita sudah melakukan pertemuan dengan para petani dan kita sudah mencapai kesepakatan supaya untuk merubah cara mengolah lahan yang ada,"ujar Mansi.
Diakuinya lahan yang memeiliki air yang melimpah serta luasan yang cukup bisa menjadi lumbung pertanian bagi Kabupaten Sabu Raijua. Pihaknya juga berjanji akan membantu para petani tidak saja dari sisi peralatan pertanian tapi juga melakukan pendampingan kepada para petani serta mengajarkan mereka bagaimana bertani padi sawah secara baik dan bisa berproduksi lebih baik pula. "Lahan itu sudah ditanam sejak turun temurun dan tanpa jeda waktu sehingga perlu ada terobosan-terobosan yang harus dilakukan dalam rangka melakukan peningkatan produksi dan mengembalikan kesuburan tanah yang ada,"kata Mansi. (kr-9/boy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rois Diperiksa 6,5 jam

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler