Petani Semakin Meminati Asuransi Berbasis Aplikasi SIAP

Rabu, 27 Maret 2019 – 07:06 WIB
Petani di sawah. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menyosialisasikan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) berbasis online melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP). Sistem ini mampu menarik minat petani untuk ikut program asuransi.

“Daerah merespons dengan baik sehingga sosialiasi SIAP banyak dilakukan oleh daerah,” ujar Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Mulyadi Hendiawan, Minggu (24/3).

BACA JUGA: Kementan Salurkan Bantuan untuk Petani Sarolangun

Daerah yang sudah melakukan sosialisasi antara lain Lampung, Sumatera Selatan, Yogjakarta, Medan, Banten, dan provinsi lainnya.

Sistem ini menarik minat petani untuk ikut program asuransi. Aplikasi SIAP merupakan hasil kerja sama antara Kementan dengan Jasindo untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi.

BACA JUGA: Petani Garut Rasakan Manfaat Besar Kartu Tani

“Aplikasi SIAP menjadi salah satu jawaban atas keluhan para dinas pertanian di seluruh Indonesia dan beberapa pihak lainnya mengenai penyajian data atau pendaftaran asuransi tani,” ujar Mulyadi.

Berdasarkan data Kementan 2018, realisasi AUTP sekitar 806.199,64 hektare dari target satu juta hektare atau setara 80,62 persen, turun dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai 997.961 hektare.

BACA JUGA: Pola Kemitraan Tingkatkan Kinerja Ekspor dan Kesejahteraan Petani Pisang di Lampung

Klaim tahun 2017 tercatat seluas  25.028 hektare, sedangkan klaim kerugian tahun 2018 hanya mencapai 12.194 hektare atau setara 1,51 persen.

Penuruan pencapaian target tersebut salah satunya disebabkan karena ada perbaikan administasi di tingkat daerah. Beberapa dinas tidak merekap jumlah petani yang ikut asuransi.

Jika polis asuransi dikirim pihak Jasindo ke alamat kelompok tani, biasanya tidak tercatat di dinas. Namun, jika polis asuransi petani itu dikirim melalui dinas, akan dicatat.

“Ini menjadi temuan pemeriksa karena terkait dengan klaim yang dibayar. Tahun lalu, kami benahi administasi ini, maka capaian target sedikit agak turun,” tegas Mulyadi.

Namun, tahun 2019, target luasan satu juta hektare tampaknya akan tercapai karena sekarang pendaftaran bisa melalui online SIAP. Sistem daring ini mempermudah petani untuk ikut asuransi.

Selain itu, pembayaran klaim hanya diberikan pada petani yang masuk dalam SK Dinas tentang Daftar Peserta Definitif (DPD) asuransi. Selama ini tidak semua peserta AUTP  tercantum dalam SK.

“Nah, mulai tahun lalu kami benahi sehingga klaim hanya dibayarkan jika nama petani tercatat dalam SK tersebut,” tegas Mulyadi.

Mulyadi menyebutkan, sebenarnya sampai saat ini tidak ada kendala yang cukup berarti, baik klaim maupun pembayaran premi.

Kementan bersama perusahaan asuransi Jasindo terus mengajak para petani padi untuk mengasuransi lahannya.

Selain itu, para penyuluh pertanian diminta untuk lebih aktif menyosialisasikan program asuransi kepada petani, terutama pada saat musim tanam seperti sekarang ini.

“Kami minta teman-teman penyuluh menyosialisasikan program asuransi ini karena asuransi ini melindungi kerugian petani jika areal tanamannya kena musibah,” ungkap Mulyadi.

Menurut Mulyadi, potensi untuk mengajak petani masuk asuransi adalah pada saat musim tanam, karena areal yang mau di-cover asuransi adalah yang petani tanam.

“Penyuluh punya power untuk menarik petani atau mengumpulkan petani. Dalam pertemuan itu, penyuluh bisa menyosialisasikan asuransi. Hal ini lebih efektif. Penyuluh mestinya paham tugas dan fungsinya,” kata Mulyadi. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Padi Sehat ala Klaten Layak Dicontoh Daerah Lain


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler