jpnn.com, JEMBER - Nasib petani cabai di Desa Jambearum, Jember, Jatim makin memprihatinkan.
Sejak merosotnya harga cabai di kalangan sendiri, sejumlah petani terpaksa memanen dini tanaman cabai.
BACA JUGA: Panen Melimpah, Harga Cabai Turun Drastis
Salah satunya, Jupri petani cabai. Di lahan seluas satu hektar ini, dia terpaksa memanen dini tanaman cabai miliknya.
"Sudah tiga bulan terakhir harga tanaman cabai menurun. Diperkirakan mengalami kerugian hingga tiga puluh juta rupiah," ujar Jupri.
BACA JUGA: Harga Cabai Anjlok, Masih Produktif Dicabuti
Kerugian petani yang mencapai puluhan juta rupiah ini diakibatkan biaya produksi yang semakin besar.
Mulai dari obat-obatan, pupuk, hingga biaya buruh pemetik cabai.
BACA JUGA: Lama Terbelit Utang, Lunas Berkat Cabai
Karena itu, sebagian petani membiarkan cabai membusuk.
Bukan hanya petani yang menderita, akibat kondisi itu, pendapatan dari penjualan cabai tidak mampu menutupi biaya operasional tanaman cabai.
Sebagian buruh pemetik cabai, mengalami pengurangan penghasilan. Salah satunya Siti Aisyah.
Penghasilan rata-rata jika harga cabai normal mencapai Rp 50 ribu per hari dalam masa panen.
"Saat sekarang ini penghasilan hanya berkisar Rp 25 ribu per hari. Dengan penghasilan seperti ini, tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga," ujar Aisyah. (pul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan Hanya Cabai Dicuri, Pohonnya pun Dicabuti, Parah!
Redaktur & Reporter : Natalia