Petani Tambak Udang Kini Bisa Mendapat Bantuan Ahli Lewat Aplikasi Delos

Jumat, 07 Januari 2022 – 22:25 WIB
Petani tambak udang. Foto: dok Delos

jpnn.com, JAKARTA - Delos sebuah startup aquatech di Indonesia berhasil menghadirkan komposisi dan formula yang ideal untuk menjalankan sebuah tambak udang.

Start up itu lahir dari perjalanan panjang sebuah tambak udang konvesional bernama Dewi Laut Aquaculture (DLA) yang berlokasi di Garut, Jawa Barat.

BACA JUGA: Ini Keunggulan Aplikasi Aquahero, Khusus untuk Membantu Petambak Udang

Delos merupakan penyempurnaan dari siklus ke siklus tambak itu sendiri. Dimulai sejak 2016 hingga kini, DLA terus berinovasi secara digital, hingga bermuara pada aplikasi teknologi Delos yang kemudian diperkenalkan kepada publik.

Dilengkapi dengan teknologi kontrol bernama Aquahero, Delos dirancang sebagai “konsultan ahli” para petani tambak udang.

BACA JUGA: Budi Daya Udang Vename di Jembrana Dapat Dukungan Pemerintah

CEO Delos, Guntur Mallarangeng, dalam siaran persnya mengatakan keterlibatan aplikasi itu mampu membuat hasil panen DLA naik secara signifikan.

“Kami berhasil memaksimalkan budidaya, dengan tebaran 180 ekor per meter persegi, rasio konversi pakan dibawah 1.5 dan survival rate diatas 85%, yang akhirnya kami dapat melebihi 40 ton per hektar dengan lama budidaya 90 hari," ujarnya di Jakarta.

BACA JUGA: Bupati Bali Terpana Melihat Panen Udang Vaname via Teknologi Ini 

Selain itu, Delos juga mampu mengukur seberapa besar pemberian pakan yang ideal, sehingga tidak berlebihan dan membuang banyak biaya bagi petambak.

Harapannya, pada hasil akhirnya mampu mendapatkan nilai Rasio Konversi Pakan (FCR) yang baik di bawah 1.5.

Jika demikian, maka udang akan tumbuh sesuai dengan bobot yang ditargetkan di awal oleh petambak.

“Jika tambak-tambak udang di Indonesia bisa menerapkan sains, teknologi, dan operasional yang terbaru dan terbarukan, maka produktivitas per hektar para pelaku budi daya di Indonesia akan menjadi lebih kompetitif di ajang global. Peluang ini sangat baik bagi industri perikanan di Indonesia apalagi negara kita adalah negara maritim dengan sumber daya lautnya yang melimpah – bahkan seharusnya bisa melampaui kemampuan maritim negara manapun,” ujar Guntur.

Dalam waktu dekat ini, biasanya petambak udang akan memasuki masa panen parsial.

Pada tahap ini, Delos akan memberikan rekomendasi tentang kondisi air tambak kepada para mitra, juga jumlah persentase udang yang akan dipanen pada tiap kolamnya, hingga pemberian tambahan vitamin, mineral, dan imunostimulan sebelum panen parsial yang akan disarankan, agar udang yang terpanen nanti memiliki bobot yang lebih padat dan mencegah udang melakukan moulting atau berganti kulit.

Budi daya udang dengan penerapan teknologinya tentunya bukanlah hal yang mudah. Sangat perlu bagi petambak menyesuaikan mindset dengan aplikasi tersebut.

“Delos memiliki peran sebagai konsultan ahli yang akan mendampingi petambak dalam berbagai situasi. Lazimnya sebuah tambak udang umumnya, terkadang ada kalanya muncul kondisi krisis atau masalah terjadi. Di saat itulah, DELOS mengeluarkan rekomendasi yang harus dijalankan oleh petambak, dan jika kondisi sudah normal maka petambak harus menjalankan rekomendasi dari DELOS sepenuhnya,” pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler