Petani Tomat Gigit Jari Lihat Hasil Panen

Minggu, 22 Juli 2018 – 07:55 WIB
Petani tomat. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, BOJONEGORO - Kekeringan dampak musim kemarau membuat para petani tomat di Kabupaten Bojonegoro mengalami kerugian cukup besar.

Hasil panen merosot drastis mencapai 50 persen, disebabkan tanaman rusak kekurangan air.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem: Hujan Lebat tapi Ada Daerah Kekeringan

Seperti yang menimpa para petani tomat di Desa Woro, Kabupaten Bojonegoro, Jatim.

"Tanaman yang sudah memasuki masa panen justru rusak akibat kekurangan air selama seminggu ini," ujar Muhamad Malik, petani tomat.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Ada Sumur di Areal Masjid tak Pernah Kering

Sebagian besar daun tanaman mulai mengering, sementara buah yang dihasilkan tak tumbuh normal alias menjadi kerdil.

Beberapa buah di antaranya bahkan mengering dan membusuk.  Jika dalam kondisi normal, hasil panen tomat dilahan seluas seratus meter persegi mampu menghasilkan hingga 70 sampai 80 kilogram sekali petik.

BACA JUGA: Padang Dilanda Kekeringan, Petani Terancam Gagal Panen

Namun, akibat kekeringan sekali petik kini hanya mampu menghasilkan rata-rata 30 sampai 40 kilogram saja, dan itu pun dengan kondisi buah yang masih hijau atau belum terlalu matang .

"Selain persoalan air, kami juga dipusingkan dengan munculnya serangan hama kutu, sehingga membuat buah tomat harus dipanen lebih awal dari yang seharusnya," kata Malik.

Petani terpaksa memanen buah yang masih hijau, meski dijual dengan harga yang lebih murah yakni Rp 6 ribu perkilogram.

Mereka khawatir buah tomat justru akan membusuk dan tidak laku dijual jika harus menunggu panen lebih lama. (pul/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sawah Mulai Kering Kerontang, Petani Terancam Gagal Panen


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler