jpnn.com, SIGI - Sejumlah petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, beralih menanam tanaman palawija pascagempa dan likuefaksi.
Petani mendapatkan untung besar dari hasil panen palawija, dibanding menanam padi.
BACA JUGA: Menanam Sayur Bebas Pestisida di Lahan Seadanya, Omzetnya Bikin Terpana
Ketua Gabungan Kelompok Tani Beringin Jaya Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Usman mengemukakan tanaman palawija yang ditanam oleh petani pascagempa dan likuefaksi, membuat petani untung besar.
"Kalau tanam padi sebelum gempa dan tanam tanaman palawija setelah gempa, memang lebih besar untungnya tanam palawija," ucap Usman, di Desa Lolu, Sigi, Selasa (23/3).
BACA JUGA: 6 Jenis Buah dan Sayur Paling Kotor, Banyak Pestisida
Usman mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu petani yang beralih dari padi ke tanaman palawija pascagempa dan likuefaksi di Sigi.
Dikatakan, tanaman palawija komiditi tomat satu petak lahan, bisa memberikan keuntungan bagi petani hingga Rp20 juta selama panen.
BACA JUGA: Detik-detik Satpol PP Merampas KTP Dekan FH UGR, Diwarnai Teriakan, Tegang
"Saya kemarin dapat Rp20 juta satu petak lahan tomat. Kalau harga tomat bermain di angka Rp5.000 - Rp7.000 per kilo gram, itu untung besar petani," ungkap dia.
Saat ini, kata Usman, petani yang tergabung dalam Gapoktan Beringin Jaya mulai menamam jenis tanaman palawija, karena keuntungan yang didapat lebih besar.
Selain itu, sebut dia, untuk menanam tanaman palawija, petani tidak terlalu membutuhkan air yang banyak.
Apalagi saat ini masuk dalam musim penghujan, yang tentu sangat memudahkan petani menggarap lahan.
Berkaitan dengan itu, Wakil Bupati Sigi Samuel Y Pongi mengemukakan bahwa sektor pertanian dan kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani, harus memberikan keuntungan yang besar untuk pemulihan ekonomi petani itu sendiri.
"Petani harus diuntungkan dengan kegiatan pertaniannya, bukan malah merugi dengan kegiatan pertaniannya," ungkap Samuel.
Samuel Pongi mengatakan, pihaknya akan membentuk koperasi petani dan peternak di tingkat desa, agar hasil-hasil pertanian bisa dibeli langsung oleh koperasi.
"Selain itu koperasi menjadi penjamin modal bagi petani dalam membutuhkan dukungan modal, benih bibit, pupuk dan sebagainya," ujarnya. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Soetomo