Petar Coret Edgar

Senin, 31 Desember 2012 – 05:23 WIB
MAKASSAR -- Jika Iqbal Samad dan Risnandar Amri memilih mundur. Kondisi berbeda dialami dua pemain asing seleksi asal Paraguay; Edgar Rolon dan Richard Caceres.

Keduanya harus menerima kenyataan pahit, yakni tersingkir dari proses seleksi. Sang mentor, Petar Segrt memutuskan mencoret keduanya seusai latihan pagi di Stadion Gelora Andi Mattalatta, Minggu (30/12).

Padahal, Richard baru sekali ikut seleksi, pagi kemarin. Sedangkan Edgar sudah dua hari bergabung sejak Sabtu, 29 Desember. Meski dicoret, Edgar justru mendapat pujian dari Petar. Teknik bermain dan pribadi eks pemain timnas Paraguay itu dianggap sangat bagus.

Bahkan, Edgar mendapat pujian dan aplaus dari suporter saat seleksi pagi kemarin. Maklum, Edgar mampu memperlihatkan skillnya dalam mengolah si kulit bundar. Sebuah gol dia ciptakan melalui sundulan kepala memanfaatkan tendangan penjuru.

Tak hanya itu, tendangan kerasnya dari luar kotak penalti juga nyaris berbuah gol. Sepasang gol dari Edgar dan Richard mengantarkan tim pelapis dan seleksi mengalahkan pemain inti dengan skor 2-0.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Red Gank, Sadakati Sukma alias Sadat memuji kualitas Edgar. Dia menyarankan agar Edgar dicoba sebagai playmaker. Pemain yang membela Makassar United di ajang Celebes Championship II itu dianggap lebih hidup di posisi gelandang ketimbang bermain sebagai stoper.

"Tipe permainan Edgar mengingatkan kita dengan Jorge Toledo, mantan pengatur serangan andal PSM. Layak dicoba menjadi playmaker untuk berduet Syamsul dan Rasyid di lini tengah," sarannya.

Wakil Jenderal Lapangan The Macz Man, Wiwin Nyampa juga memuji Edgar. Menurutnya, cara bermain eks gelandang Persekabpas Pasuruan itu cukup baik. Unggul dalam duel bola udara dan tendangannya sangat keras.

"Sebaiknya pelatih bisa pertimbangkan penampilan Edgar di lini tengah. Sejak Toledo dan Ronald Fagundez pergi, tidak ada lagi playmaker atau pengatur serangan andal di PSM," katanya.

Sementara itu, Edgar mengaku dia bisa bermain di posisi gelandang dan stoper. Kalau penampilannya kurang bagus dalam dua hari seleksi, itu disebabkan dia hampir sebulan tak berlatih dan fisiknya memang belum bagus.

"Kalau fisik saya sudah stabil, saya akan main lebih bagus lagi. Kalau PSM memang merekrut saya nanti, maka saya akan membawa tim ini juara. Saya suka PSM dan pelatihnya bagus. Para pemain lokalnya juga baik," ujar Edgar.

Menurut Petar Segrt, dia mencoret Edgar bukan karena skillnya jelek. Melainkan faktor kebutuhan tim. Dia menjelaskan, PSM saat ini membutuhkan kehadiran stoper bertubuh tinggi. Sedangkan Edgar adalah seorang gelandang.

Saat ini, lanjut Petar, PSM sudah kelebihan stok gelandang dengan adanya Syamsul, Rasyid, Kurniawan, Dewa, dan Fandy Edy. "Edgar juga kurang disiplin. Saat latihan hari ini (kemarin, Red) dia terlambat hadir di lapangan. Tetapi, pribadinya bagus," ujar Petar.

Berbeda dengan Mirko Spasojevic. Striker asal Montenegro itu masih diberi kesempatan dan berpeluang direkrut. Petar beralasan, Mirko masih muda, 22 tahun dan tingginya 195 sentimeter. "Nilai kontraknya juga tidak tinggi. Saya memang butuh pemain asing dengan harga murah dan bertubuh tinggi," ujar Petar. (ram/sap)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Liverpool Happy Ending

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler