Sepuluh peserta turnamen tenis Australian Open terdeteksi positif COVID-19, termasuk dua pemain yang hasilnya dikonfirmasi hari Rabu (20/01).
Para pemain ini diminta untuk mematuhi protokol kesehatan ketat yang berlaku dan jangan banyak berulah.
BACA JUGA: Australia Perpanjang Bantuan Tunai untuk Renovasi Rumah di Tengah Pandemi
Menteri Kepolisian negara bagian Victoria, Lisa Neville, menjelaskan salah satu dari kasus baru itu adalah seorang pemain yang kini menjalani isolasi ketat.
Menteri Neville mengatakan pemain lain dan salah satu tim pendukung mereka juga dinyatakan positif dan tidak dapat berlatih sampai pihak berwenang dapat menentukan status infeksi mereka.
BACA JUGA: Mahasiswa Asal Indonesia Kemungkinan Tidak Bisa Kembali ke Australia Tahun Ini
Sebelumnya, direktur turnamen Australian Open Craig Tiley mengatakan sistem karantina hotel berjalan dengan baik.
"Kami sudah memasuki hari keenam dan sejauh ini jumlahnya sangat rendah. Jika kasusnya aktif, mereka langsung ke hotel medis," katanya.
BACA JUGA: Pidato Terakhir, Presiden Donald Trump Doakan Joe Biden
Ambulans Victoria mengatakan satu orang yang diisolasi di View Hotel hari ini dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil. External Link: Yulia Putintseva Instagram: Photo of the tennis player holding a sign that says 'we need fresh air to breathe'
Para pemain terus mengeluh
Tennis Australia selaku penyelenggara turnamen kelas dunia telah menangani segelintir pemain yang terus saja mengeluhkan kondisi karantina hotel mereka.
Pemain asal Spanyol Roberto Bautista Agut misalnya, telah menyampaikan permintaan maaf terbuka setelah sebelumnya menyamakan kondisi karantina dengan "hidup dalam penjara".
Bautista berdalih, pernyataan yang ia lontarkan dalam sebuah video itu dirilis tanpa persetujuannya.
Dalam video tersebut, Bautista mengkritik Pemerintah Victoria, menuding pengaturan karantina sebagai "bencana total".
Setelah mendapat banyak kecaman di media sosial, petenis ini kemudian mengatakan pernyataan itu adalah percakapan pribadi yang diambil di luar konteks dan dirilis ke media tanpa sepengetahuannya.
Kecaman di media sosial lainnya juga banyak ditujukan kepada petenis asal Rusia, Yulia Putintseva setelah mengunggah foto memprotes karantina yang ia jalani.
Ia mengeluhkan standar kebersihan hotel karantina sambil mengunggah video tikus di kamar hotelnya.
Menteri Neville mengatakan Putintseva telah dipindahkan ke kamar lain di hotel itu.
"Kami tidak mengirim pembersih ke kamar-kamar hotel itu. Para pemain tenis ini harus membersihkan kamar mereka sendiri, harus mengganti seprei sendiri jika mereka menginginkannya," tegas Menteri Neville.
Direktur Australian Open Craig Tiley menjelaskan pihaknya telah memperingatkan para petenis dan tim pendukungnya, bahwa keluhan mereka terhadap protokol kesehatan tidak ditanggapi dengan baik di Melbourne, Victoria.
"Kami telah berupaya meminta para pemain agar menghormati masyarakat Victoria, yang telah melewati empat bulan 'lockdown' total, dan membayar mahal dengan kehilangan nyawa dan pekerjaan," ujarnya.
Petenis asal Inggris Johanna Konta awal pekan ini juga memperingatkan rekan-rekan petenis lainnya agar memperhatikan sentimen masyarakat setempat dan sedapat mungkin jangan banyak berulah.
Konta menyebutkan setelah beberapa hari menjalani karantina, sejumlah petenis semakin emosional karena mereka cemas tidak akan bisa maksimal bertanding karena terkurung di kamar hotel selama dua minggu. Mengizinkan petenis masuk jadi 'standar ganda'
Warga Kota Melbourne yang tinggal di sekitar hotel tempat karantina peserta Australian Open menyatakan khawatir dengan risiko kesehatan dari sampah APD di tempat itu.
Seorang warga bernama Sarah yang tinggal di sebelah View Hotel di jalan Saint Kilda Road, mengatakan ia juga prihatin dengan banyaknya orang keluar-masuk gedung tanpa masker.
View Hotel adalah salah satu dari tiga tempat karantina bagi ratusan petenis internasional dan rombongan sebelum Australian Open dimulai bulan depan.
Menurut Sarah, pada akhir pekan lalu sekitar 10 tempat sampah medis kepenuhan dan banyak masker serta sarung tangan berterbangan ke jalanan.
Warga lainnya bernama Brijesh, yang juga tinggal di dekat lokasi, menuding adanya "standar ganda" dari pemerintah karena mengizinkan petenis internasional masuk ke Australia.
"Ini masalah besar, saya melihat belasan sampah masker di depan pintu rumah, sejak karantina hotel dimulai di hotel sebelah," katanya. Photo: Sampah masker bertebaran di luar gedung View Hotel yang menjadi salah satu tempat karantina peserta turnamen Australian Open di Melbourne. (Supplied)
Pembuangan APD bekas secara sembarangan di tempat karantina selama 'lockdown' ketat di Melbourne menjadi sorotan dalam penyelidikan terkait pelaksanaan karantina hotel.
Badan Karantina COVID-19 Victoria (CQV) menegaskan akan memeriksa CCTV di sekitar hotel tempat karantina petenis untuk memastikan siapa yang bertanggung jawab.
Australian Open dijadwalkan mulai berlangsung pada 8 Februari 2021, namun adanya kewajiban karantina dua minggu bagi siapa saja yang masuk ke Melbourne dari luar negeri.
Para peserta Australia Open sudah mulai berdatang sejak pertengahan Januari.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari beberapa artikel ABC News
Ikuti berita seputar pandemi Australia lainnya di ABC Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apakah Perbatasan Australia Dibuka Tahun 2021? Jawabannya Mungkin Tidak