Dalam pidato perpisahannya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan warga Amerika Serikat untuk berdoa bagi kepemimpinan Joe Biden, namun tidak menyebut langsung namanya. Trump menghabiskan sebagian besar pidato menyampaikan keberhasilan pemerintahanya Dia tidak menyebut nama Joe Biden sama sekali ketika menyebut pemerintahan baru Presiden terpilih Joe Biden menyampaikan pidato penuh emosi sebelum berangkat ke Washington

 

BACA JUGA: Apakah Perbatasan Australia Dibuka Tahun 2021? Jawabannya Mungkin Tidak

"Minggu ini, kita merayakan pemerintahan baru dan berdoa agar berhasil dalam membuat Amerika tetap aman dan makmur," kata Presiden Trump dalam rekaman pidato yang sudah dikeluarkan oleh Gedung Putih

"Sekarang saat saya bersiap menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan baru hari Rabu siang, saya ingin mengatakan gerakan yang kita mulai barulah merupakan langkah awal."

BACA JUGA: 7 Bocah Palestina Ditembak Mati Tentara Israel, Inilah Jeritan Orang Tua Mereka

"Kami mengucapkan selamat bertugas dan juga berharap mereka beruntung, kata yang paling penting," kata Presiden Trump.

Dalam pidatonya President Trump juga kembali mengecam kerusuhan yang terjadi di Gedung Kongres Capitol 6 Januari lalu.

BACA JUGA: Banyak Warga Asing di Bali Masih Meremehkan Protokol Kesehatan

"Seluruh warga Amerika merasa ngeri melihat serangan terhadap gedung Capitol," katanya.

"Kekerasan politik adalah serangan terhadap nilai yang kita junjung tinggi di Amerika" dan 'tindakan ini tidak bisa dibiarkan". 'Saya ingin memberikan sesuatu kembali'

"Empat tahun lalu saya tiba di Washington sebagai satu-satunya calon dari pihak luar yang memenangkan pemilu untuk menjadi presiden," katanya.

"Saya tidak pernah menjadi politisi sebelumnya, namun sebagai seorang yang membangun melihat luas dan terbuka dan membayangkan begitu banyaknya kemungkinan."

"Saya mencalonkan diri jadi presiden, karena saya tahu ada banyak kesuksesan Amerika yang bisa dicapai, saya tahu potensi kita sebagai bangsa begitu besar, sepanjang kita mengedepankan Amerika."

Trump juga memuji apa yang disebutnya sebagai kembalinya "ungkapan yang indah": Made in the USA.

"Saya meninggalkan kehidupan saya sebelumnya dan masuk ke dunia yang sulit, namun memiliki potensi besar bila dilakukan dengan benar."

"Amerika sudah memberikan banyak kepada saya dan saya ingin memberikan kembali sesuatu." Trump menyampaikan keberhasilan pemerintahannya

Presiden Trump menghabiskan sebagian besar pidatonya menyampaikan keberhasilan yang dilakukan pemerintahannya, termasuk usaha menormalisasi hubungan di Timur Tengah, pengembangan vaksin, dan pembentukan Space Force baru untuk menjelajahi angkasa luar.

"Kami melakukan apa yang kami janjikan dan banyak lagi yang sudah kami capai," katanya dalam pidato hampir selama 20 menit tersebut.

Merujuk ke pandemi COVID-19 sebagai 'virus China", Trump menyebut pengembangan vaksin sebagai "keajaiban sains".

"Ketika negara kita dilanda pandemi yang mengerikan, kita memproduksi tidak saja satu, tapi dua vaksin dalam waktu yang luar biasa cepat dan yang lain juga segera menyusul," katanya.

Presiden Trump juga mengatakan dia berhasil membangun kembali rasa hormat dunia kepada Amerika Serikat.

"Kami mengembalikan kekuatan Amerika di dalam negeri dan kepemimpinan Amerika di luar negeri. Dunia menghormati kita lagi. Jangan kita kehilangan rasa hormat itu lagi."

Trump juga mengatakan bahwa selama masa jabatannya dia tidak terlibat dalam perang di negara lain.

"Saya khususnya bangga menjadi presiden pertama selama belasan tahun yang tidak memulai perang baru," katanya.

Di hari terakhirnya masa jabatannya sebagai Presiden, Donald Trump diperkirakan akan menandantangani surat berbagai pengampunan, kebiasaaan yang dilakukan banyak presiden sebelumnya.

Dia akan meninggalkan Washington Rabu pagi waktu setempat dan akan dilepas dalam upacara di Pangkalan Udara Joint Base Andrews dekat Washington DC.

Di situ, dia akan menaiki pesawat kepresidenan Air Force One untuk terakhir kalinya, terbang ke Florida dan menjadi presiden pertama selama lebih dari satu abad yang tidak menghadiri upacara pelantikan presiden berikutnya.

Tidak saja Trump memboikot upacara pelantikan presiden baru di Capitol, ia juga tidak mengundang Joe Biden ke Gedung Putih untuk saling berkenalan. Biden sampaikan pidato penuh emosi sebelum ke Washington Video: Joe Biden tears up as he farewells Delaware before heading to Washington DC. (ABC News)

 

Presiden terpilih Joe Biden sudah tiba di Washington DC menjelang pelantikannya sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat.

Dia akan tinggal di rumah tamu khusus untuk Presiden sebelum pelantikan.

Biden sebelumnya berencana naik kereta dari rumahnya di Delaware, namun memutuskan terbang ke Washington setelah terjadinya peristiwa kerusuhan 6 Januari di Gedung Capitol.

Dia memberikan penghormatan kepada Delaware dalam pidato di Gedung Pusat National Guard yang diberi nama anaknya Beau yang meninggal karena kanker di tahun 2015.

Dalam pidato penuh emosi, Biden mengenang kembali masa ketika dia meninggalkan Delaware untuk menjadi Waki Presiden bagi Barack Obama.

"Dua belas tahun lalu, saya menunggu di stasiun kereta menanti seorang pria berkulit hitam untuk bersama-sama ke Washington, tempat kami dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden," uajrnya.

"Hari ini, saya dan keluarga akan kembali ke Washington untuk bertemu seorang perempuan berkulit hitam keturunan Asia Selatan untuk dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat," katanya.

"Jangan bilang keadaan tidak bisa berubah. Keadaan bisa dan sudah berubah. Itulah Amerika. Itulah Delaware, tempat dimana adanya harapan, pelita dan kesempatan tidak terbatas.

"Saya merasa terhormat menjadi presiden Anda berikutnya, dan selalu bangga menjadi putra asal negara bagian Delaware."

November tahun lalu, Joe Biden, yang menjadi Senator mewakili Delaware selama lebih dari 30 tahun, dan pernah mencalonkan diri dua kali menjadi presiden namun gagal, mengatakan satu-satunya penyesalan adalah bahwa putranya Beau tidak ada lagi.

"Hadirin sekalian, satu-satunya penyesalan saya: dia tidak di sini. Dia seharusnya di sini. Kami akan memperkenalkan dia sebagai presiden."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dan lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

ABC/wires

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kematian Karena Vaksin di Norwegia Tidak Khawatirkan Otoritas Kesehatan Australia

Berita Terkait