Peternak Jangkrik Ungkap Penghasilan di Masa Pandemi COVID-19, Alhamdulillah

Rabu, 16 September 2020 – 06:48 WIB
Permintaan jangkrik untuk pakan burung berkicau dan ikan hias di Kabupaten Lebak, Banten meningkat di tengah pandemi COVID-19. Foto: ANTARA

jpnn.com, LEBAK - Di masa pandemi COVID-19, permintaan jangkrik untuk pakan burung berkicau dan ikan hias di Kabupaten Lebak, Banten, meningkat tajam.

Para peternak jangkrik belum dapat memenuhi permintaan konsumen yang melonjak drastis.

BACA JUGA: Budi Daya Jangkrik, Wayan Raup Omzet Rp 30 Juta per Bulan

"Kami tidak mampu melayani tingginya permintaan konsumen itu," kata Yanto (55), pembudidaya jangkrik, warga Cibadak, Kabupaten Lebak, Selasa (15/9).

Tingginya permintaan jangkrik itu tentu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Tiga Rumah Sakit sedang Membutuhkan Bantuan Persediaan Ventilator untuk Pasien Covid-19

Namun, para pembudidaya jangkrik di Kabupaten Lebak tidak mampu memenuhi permintaan pelanggan.

Kebanyakan pelanggan jangkrik itu dari kalangan pedagang burung dan ikan hias, dan permintaan mereka kini sebanyak 150 kilogram per hari.

BACA JUGA: Alfin Andrian si Tersangka Penusukan Syekh Ali Jaber Dijerat Pasal Berlapis

Sementara, kata Yanto, pembudidaya jangkrik hanya mampu memenuhi permintaan pelanggan sebanyak 20 kilogram per hari.

Karena itu, para pedagang burung dan ikan hias di Kabupaten Lebak mendatangkan jangkrik dari Tangerang, Serang hingga Jawa Timur.

"Kami hari ini menjual jangkrik ke pelanggan lima kilogram dengan penghasilan Rp250 ribu per hari dari harga Rp50 ribu per kilogram," katanya menjelaskan.

Begitu juga Erwin (45) mengatakan, dirinya sejak musim kemarau mendapati permintaan jangkrik meningkat tajam. Namun tidak mampu memenuhi pelanggan.

"Kami hanya mampu memenuhi permintaan jangkrik sebanyak lima kilogram dengan harga jual Rp50 ribu per kilogram," katanya lagi.

Sementara itu, Agus (50), seorang pedagang burung mengaku bahwa dirinya kini terpaksa mendatangkan jangkrik dari luar daerah, setelah pembudidaya lokal tidak dapat memenuhi permintaannya.

Biasanya, kata dia, dirinya membeli jangkrik dari pembudidaya lokal. Namun kini permintaan konsumen cenderung meningkat.

"Kami sehari bisa menghabiskan jangkrik sekitar 15 kilogram dengan harga Rp55 ribu per kg," katanya pula. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler