Peti Mati Digergaji, Mertua Pingsan

Minggu, 04 Oktober 2009 – 10:13 WIB
Jasad Noordin MTop telah dikubur berdampingan dengan makam orang tua dan kakaknya pada Jumat (2/10) lalu di Pontian, Johor

BACA JUGA: Hidup, Setelah 17 Jam Tertindih Beton

Sejumlah kejadian unik mewarnai pemakaman gembong teroris asal Malaysia tersebut
Seperti apa?

ZULHAM MUBARAK, Pontian


WAKTU menunjukkan pukul 13.45 (waktu Malaysia), suasana kediaman keluarga Noordin M

BACA JUGA: Kalau Anak Saya Sembuh, Kami Pulang ke Mana

Top di Pontian sudah dipenuhi oleh sanak keluarga
Telepon di rumah kecil bercat kuning dan putih itu seakan tak berhenti berdering

BACA JUGA: Batal Dandani Anggota Dewan, Puluhan Juta Melayang

Para wanita sibuk berlalu lalang dan mempersiapkan logistik pemakamanSedangkan tiga orang kakak ipar laki-laki Noordin berjaga di luar rumah dan menghalau para pencari berita yang hendak mengambil gambar.
    
"Rencananya jenazah datang nanti sore, tapi ini kami sudah mulai sibuk, jadi maaf bila tak bisa banyak berbual (berbicara, Red)," ujar Ida, kakak ipar Noordin sebelum jasad Noordin tiba dari Indonesia Jumat laluJelang pemakaman, keluarga memang mulai menutup diri dan menolak semua bentuk wawancaraNamun, karena sudah berkali-kali datang ke kediaman itu, wartawan Jawa Pos diizinkan masuk ke ruang tamu dan melihat langsung kesibukan di dalam rumah tersebut.
    
"Kami kecewa dengan wartawanKarena banyak informasi yang sering tak sama dengan fakta, apalagi media di Indonesia yang sering menyebut adik saya itu teroris lah pembunuhSakit hati ini," ujar guru madrasah itu mengeluarkan uneg-unegnya sambil meneteskan air mata

Ida sampai saat ini mengaku masih belum percaya bahwa semua rentetan teror yang berlaku di Indonesia itu adalah akibat ulah NoordinApalagi, anak terakhir dari 13 bersaudara itu adalah sosok yang selama ini dikenal baik dan menguasai pengetahuan tentang agama"Ayah Noordin beristri tigaDan punya anak belasan orang, tapi salah satu yang terbaik adalah Allahyarham (almarhum, Red)," tegasnya.
    
Keponakan Noordin, Muhammad Zen, 26, mengaku bahwa apa yang telah diperbuat sang paman adalah hal yang menurutnya luar biasaTanpa ragu-ragu, dia mengaku mengidolakan NoordinBahkan, dengan tatapan tajam, dia menegaskan bahwa saat ini sang paman telah menemukan makna syahid"Apa yang dia buat itu perang melawan Yahudi dan kesesatan AmerikaSaya tak menyesal dia meninggal macam iniSyahid dia tu bang," ujarnya berapi-api.
    
Tak berselang lama kemudian, keluarga pun berkemas-kemasMereka memindahkan sejumlah kain putih dan sajadah ke masjid Nurul Iman yang terletak 300 meter dari rumah merekaBelasan keluarga Noordin pun mengakhiri pembicaraan dan mengajak serta Jawa Pos menuju Masjid Jamik yang sedianya akan digunakan untuk salat jenazah itu.
    
Tak diduga, masjid yang terletak di tanah seluas 500 meter persegi itu ternyata sudah penuh sesakWarga sekitar dan pendukung Noordin berbaur dengan intelijen dan wartawan dari beberapa negara"Jawa Pos pun sempat menyaksikan sejumlah tokoh penting JI seperti Dr Abdullah Daud dan eks aktivis gerakan bawah tanah itu hadir di Pontian
    
Di setiap sudut halaman masjid dan jalan-jalan mulai macet akibat banyaknya kedaraan yang diparkir di bahu jalanTak sedikit orang berpakaian sipil yang tampak membawa senapan serbu di balik bajunyaIni berlebihanPasal apa yang membuat pengamanan pemakaman berlaku seperti ini macam menghina almarhum," terang juru bicara keluarga Noordin Badaruddin Ismail.
     
Tepat pukul 18.00 waktu setempat, mobil ambulans yang membawa jenazah Noordin dari Kuala Lumpur mulai memasuki halaman masjidBerbeda dengan polisi di Indonesia, Polis Diraja Malaysia (PDRM) ternyata berani berlaku kasar kepada wartawanSejumlah keributan kecil pun terjadi antara anggota PDRM dengan wartawan dari Indonesia di sela-sela pemindahan peti mati dari mobil ambulans ke dalam masjidBeruntung, hal itu tak berlangsung lama dan prosesi pun tak sampai terganggu

Penurunan jenazah Noordin berlaku mirip dengan prosesi pemakaman trio bomberBelasan pria baik keluarga maupun teman dekat berebut untuk membopong peti matiDiiringi pekik Allahu Akbar, jenazah disemayamkan dan disalatkanUsai disalatkan, perwakilan keluarga pun segera mengisyaratkan untuk membuka peti untuk melihat jenazahNamun, ternyata peti yang dikirim dari RS Polri itu didesain untuk tidak mudah dibuka

Sejumlah sisi-sisinya pun ditempeli besi dan dilasBeberapa anggota keluarga pun berteriak-teriak dan memaki polisi Indonesia"Ini adalah upaya dholim agar Noordin bisa dikubur layaknya orang kafir dan ditanam bersama peti," teriak seorang pria yang langsung diamankan oleh anggota keluarga lain.

Tanpa menunggu waktu, peti pun kembali dinaikkan ke ambulans untuk dibawa ke pekuburan muslim Kampung Melayu Kayu Ara Pasong yang berlokasi 500 meter dari masjidBelasan pria tampak berlari kecil di belakang ambulans yang melaju pelan sembari meneriakkan kata-kata syahid dan kalimat takbir.

Sesampainya di samping liang lahat yang sudah dikelilngi police line, keluarga pun disaring dan dipisahkan dari pengunjung lainMembutuhkan waktu sekitar 15 menit bagi keluarga untuk berunding dan akhirnya memutuskan untuk menggergaji peti mati berwarna cokelat ituTim penggali makam pun segera menyiapkan gergaji listrik dan gerinda untuk membelah peti mati"Kami ingin melihat dengan langsung jenazah beliau jadi kami tak rela jika harus langsung menguburkan tanpa melihat," terang Firdaus Rusdi, adik ipar Noordin yang menemani sang kakak, Siti Rahma

Diiringi bunyi gerinda dan kepulan asap, peti mati Noordin pun akhirnya terbukaSejumlah anggota keluarga pun mendekat dan mulai menyaksikan wajah Noordin yang sudah terbujur kaku dengan muka yang menghitamSang ibu mertua, istri Rusdi Hamid, sontak pingsanIsak tangis dan teriakan takbir berkumandang membuat suasana mencekam
    
Usai melihat jenazah, Siti Rahma, langsung menemani sang ibu yang sudah tak sadarkan diri untuk keluar dari kerumunan dan menuju ke ambulans"Setelah sembilan tahun terpisah, kami tak kuasa menahan rinduSayang semua harus berakhir seperti iniTapi ini sudah berlaku takdir kepada Allahyarham." sesal Ida.
    
Langit mulai gelap ketika jenazah mulai dimasukkan ke liang lahatBeberapa anggota keluarga pun terus menangis dan tak henti mengucap syahadat dan takbirSejumlah pemuda yang tampaknya sesama alumnus Luqmanul Hakim terlihat di antara kerumunan massa dan meneriakkan kalimat-kalimat bernada dendamBeberapa bahkan dengan terbuka mengutuk aksi polisi yang menembak mati gembong teroris itu"Kami akan balasKami akan menuntut balas," teriak mereka yang segera disambut dengan takbir(*/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tembus Password Berganda, Baca Data Rusak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler