KUDUS– Nasib naas dialami Sandi (60) warga Gukuh Grengeng RT 02/ RW 11, Desa Gondosari, Kecamatan Gebog Kudus. Kakek yang sehari-hari berdagang kelapa muda ini, Senin (4/3) tewas setelah jatuh dari pohon kepala yang sedang dipanjatnya.
Keterangan yang dihimpun Jateng Pos (Grup JPNN) di lokasi kejadian, saat itu sekira pukul 10.30 WIB, korban bersama anaknya Ruslan (28) hendak ngunduh buah kelapa dikebun miliknya yang berjarak 1,5 kilometer dari rumahnya.
Sesampainya di kebun, seperti biasa korban mencari pohon yang buahnya bisa dipetik.
Ketika korban sedang memanjat, anak korban mengamati pohon lainnya. Kira-kira setengah jam kemudian, anak korban mendengar suara benda jatuh dari atas kelapa. Awalnya saksi mengira, suara tersebut berasal dari buah kelapa yang jatuh ke tanah.
Namun, ketika ditengok ke atas pohon kelapa, dia tidak melihat bapaknya. Dengan tergesa-gesa, saksi mencari sumber suara yang terdengan di sekitar pohon yang dipanjat bapaknya. Setelah didekati ternyata benar, Sandi terkapar di tanah tidak bergerak.
”Setelah kami amati dan periksa, ternyata sudah meninggal dunia,” tambah Ngasrin (42) asal RT 04/ RW 11 yang datang setelah Ruslan berteriak minta tolong.
Mengetahui kondisi bapaknya sudah tidak bernyawa, Ruslan dan Ngasrin membawanya ke rumah. Sementara, beberapa warga yang mendapat kabar kejadian tersebut membantu melapor ke Polsek Gebog.
Petugas Unit Indentifikasi Polres Kudus yang tiba dilokasi, tidak menemukan tanda-tanda bekas penganiayaan.
”Hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Gebog dan Unit Idenfitikasi, tidak ditemukan ada tanda-tanda bekas penganiayaan pada tubuh korban. Ditambah keterangan saksi-saki, korban dinyatakan meninggal akibat jatuh dari ketinggian,” terang Kapolsek Gebog AKP Sulistyaningrum kemarin.
Sementara menurut keterangan saksi sekaligus anak kandung korban, bapaknya jatuh setelah pelepah yang dibuat pegangan lepas dari pohonnya. Setelah pemeriksaan selesai, jenasah korban diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan. (put)
Keterangan yang dihimpun Jateng Pos (Grup JPNN) di lokasi kejadian, saat itu sekira pukul 10.30 WIB, korban bersama anaknya Ruslan (28) hendak ngunduh buah kelapa dikebun miliknya yang berjarak 1,5 kilometer dari rumahnya.
Sesampainya di kebun, seperti biasa korban mencari pohon yang buahnya bisa dipetik.
Ketika korban sedang memanjat, anak korban mengamati pohon lainnya. Kira-kira setengah jam kemudian, anak korban mendengar suara benda jatuh dari atas kelapa. Awalnya saksi mengira, suara tersebut berasal dari buah kelapa yang jatuh ke tanah.
Namun, ketika ditengok ke atas pohon kelapa, dia tidak melihat bapaknya. Dengan tergesa-gesa, saksi mencari sumber suara yang terdengan di sekitar pohon yang dipanjat bapaknya. Setelah didekati ternyata benar, Sandi terkapar di tanah tidak bergerak.
”Setelah kami amati dan periksa, ternyata sudah meninggal dunia,” tambah Ngasrin (42) asal RT 04/ RW 11 yang datang setelah Ruslan berteriak minta tolong.
Mengetahui kondisi bapaknya sudah tidak bernyawa, Ruslan dan Ngasrin membawanya ke rumah. Sementara, beberapa warga yang mendapat kabar kejadian tersebut membantu melapor ke Polsek Gebog.
Petugas Unit Indentifikasi Polres Kudus yang tiba dilokasi, tidak menemukan tanda-tanda bekas penganiayaan.
”Hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Gebog dan Unit Idenfitikasi, tidak ditemukan ada tanda-tanda bekas penganiayaan pada tubuh korban. Ditambah keterangan saksi-saki, korban dinyatakan meninggal akibat jatuh dari ketinggian,” terang Kapolsek Gebog AKP Sulistyaningrum kemarin.
Sementara menurut keterangan saksi sekaligus anak kandung korban, bapaknya jatuh setelah pelepah yang dibuat pegangan lepas dari pohonnya. Setelah pemeriksaan selesai, jenasah korban diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan. (put)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKS Nilai Alasan Penundaan Pelantikan Gatot Ngawur
Redaktur : Tim Redaksi