Petinggi Demokrat Anggap Wajar Presiden Bicara Soal Partai di Istana

Kamis, 18 April 2013 – 14:02 WIB
JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) banyak mendapat sorotan publik setelah Rabu malam lalu (17/4) menggelar jumpa pers di kantor Kepresidenan, kompleks Istana Negara tentang persoalan Partai Demokrat dan Yenny Wahid. Dalam jumpa pers itu, Presiden memposisikan dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Itu, tak biasanya kantor Presiden dipakainya untuk membahas masalah kepartaian. Selama ini, SBY membahas masalah partai di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

Menanggapi itu, salah satu petinggi Demokrat, Syarif Hasan menganggapnya sebagai hal yang wajar. Menurutnya, Presiden pun tinggal di Istana itu. Oleh karena itu, Presiden berhak bicara soal partai di tempat tersebut.

"Dia (SBY) kan tinggal di Istana, ya kalau di luar jam kerja ya boleh dong masa enggak boleh," kata Syarif usai menghadiri acara HIPMI di Jakarta, Kamis (18/4).

Presiden dalam jumpa pers malam tadi menanggapi pemberitaan yang menurutnya simpang siur tentang Yenny Wahid yang tak jadi bergabung di Partai Demokrat. Ia menampik terjadi proses tawar menawar antaranya dengan Yenny dan janji untuk memberikan Yenny jabatan di partainya. Jumpa pers dadakan itu dilakukan Presiden, karena ia merasa kasihan pada Yenny yang dikritik dari berbagai pihak seolah-olah meminta jabatan politik pada Demokrat.

Menurut Syarif tak ada yang salah dengan jumpa pers yang dilakukan Presiden.

"Kan hanya sekedar ngomong aja tidak terlalu ini, dan saya pikir presiden-presiden sebelumnya juga begitu kan. Enggak apa-apalah, kecuali kalau dia jam kerja. Ini kan bukan jam kerja," pungkas Menteri Koperasi dan UKM itu. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Juniver: Berkas Perkara Djoko Susilo Banyak tak Relevan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler