jpnn.com, JAKARTA - Satu per satu petinggi PSSI menjadi tersangka kasus dugaan match fixing dan match setting di sepak bola Indonesia. Anggota Exco PSSI Johar Lin Eng dan anggota Komdis PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih tersandung, harus berurusan lama dengan Satgas Antimafia Bola.
Johar dan Mbah Putih menjadi tersangka dalam kasus kasus yang melibatkan Persibara Banjarnegara. Selain mereka, sebelumnya polisi telah menangkap Miss T alias Tika alias Anik Yuni Artika Sari. Mantan wasit futsal nasional. Juga, Mbah Pri alias Priyanto yang pernah menjabat sebagai anggota Komisi Wasit PSSI.
BACA JUGA: Sekjen, Ketua Komdis dan Mantan Exco PSSI Dipanggil Polisi
Mereka berdua sudah terlebih dulu ditangkap Satgas Antimafia Bola. Tika ditangkap di Pati dan Priyanto di Semarang pada hari yang sama, Senin (24/12). ”Dia (Priyanto, Red) mantan dari komisi wasit. Sedangkan, satunya anaknya,” kata Ketua Tim Media Satgas Antimafia Bola Kombes Argo Yuwono, Jumat (27/12).
Pemeriksaan kepada keempatnya sudah berjalan di Polda Metro Jaya. Kemarin, Mbah Putih mulai diperiksa pukul 14.00 WIB setelah penangkapan pada pagi hari di Hotel New Saphir, Jogjakarta dan sempat diperiksa di Polsek Gondokusuman sebelum diterbangkan ke Jakarta.
BACA JUGA: Mantan Manajer Persibara Banjarnegara Tolak Panggilan PSSI
”Sebelumnya kami sudah mencari yang bersangkutan ternyata di rumahnya tidak ada. Akhirnya kami mencari ke mana-mana enggak ada. Kami lalu mendapat informasi yang bersangkutan ada di salah satu hotel di Jogjakarta. Kami sudah tangkap dan siangnya kami terbangkan ke Jakarta,” kata Argo.
Putra Mbah Putih, Berlandika Candra Pramudipta, mengatakan bahwa sehari sebelumnya, Kamis (27/12) malam, sang ayah sempat pamit ke hotel. Keesokan paginya atau kemarin, sekitar sepuluh polisi dari Satgas Antimafia Bola datang ke rumah. ”Nanti kalau ada apa-apa, dijaga keluarganya,” kata Berlandika mengulang pesan dari sang ayah.
BACA JUGA: Ratu Tisha Pastikan PSSI akan Mendampingi Johar Lin Eng
Terkait dengan penangkapan beberapa petinggi PSSI, Ketum PSSI Edy Rahmayadi menilai, itu ranah hukum. ”Itu bukan persoalan PSSI-nya. Ini persoalan hukum positif. Dia melanggar (pasal) penipuan. Jadi, penipuannya,” kata Edy di pelataran Masjid Agung Kota Medan kemarin.
Meski begitu, Gubernur Sumatera Utara sekaligus pembina klub PSMS Medan yang baru terdegradasi dari Liga 1 tersebut mengapresiasi langkah polisi menangkap para tersangka. ”Kami apresiasi polisi. Baru sekarang, tapi sayangnya. Kenapa enggak dari kemarin-kemarin,” terangnya.
Di sisi lain, Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali menyatakan situasi darurat ini menjadi momentum bagi PSSI untuk bersih-bersih di internal mereka. ”Ini Exco harus kumpul, harus beri sikap, bahwa mereka siap bantu Satgas Antimafia Bola,” terangnya.
Selain itu, ketegasan Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi saat ini juga tengah dinantikan. Beberapa waktu lalu, tagar #EdyOut cukup santer mencuat. Penyebabnya, adalah kegagalan timnas Indonesia di berbagai level usia. Kini, justru ada gaduh yang lebih berat.
Ya, beberapa petinggi PSSI diduga terlibat dalam kasus-kasus terkait dengan pengaturan skor atau pengaturan pertandingan. Hingga kini, Satgas Antimafia Bola masih bekerja dan memungkinkan ada tersangka baru. ”Kami masih berharap Pak Edy bisa lebih tegas. Sebab, ini sudah siaga 1 bagi PSSI,” jelas Akmal. (nap/han/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komite Hukum PSSI Kaget dengar Johar Lin Eng Ditangkap
Redaktur & Reporter : Adek