jpnn.com, CITEUREUP - Salsabilla Ayu Putri, bocah berusia enam tahun buah hati dari Widiya dan Wahyu Supatmi meninggal saat asyik bermain handphone di dalam rumahnya, di Gang Mawar Desa Sanja, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Rabu (12/12) sore.
Di tengah hujan deras dan petir, percikan kilat seketika menyambar ke dalam rumah Widiya dan Wahyu Supatmi. Kematian datang tanpa permisi. Salsabilla yang mulanya asyik bermain handphone di dalam rumah, langsung tergeletak begitu petir menyambar rumahnya.
BACA JUGA: Geger! Pemuda Bakar Musala dan Masjid di Tanah Sareal Bogor
Ibu Salsabila, Widiya pun kaget bukan kepalang melihat putrinya sudah tak sadarkan diri di atas kasur. Peristiwa nahas ini terjadi pukul 16.00 WIB. Saat itu, Widiya melihat batang ponsel yang tengah diisi daya listrik (charge) masih menempel di pipi putrinya.
Camat Citeureup Asep Mulyana membenarkan adanya warga yang berumur enam tahun meninggal akibat tersambar petir, saat bermain hp di rumahnya. “Iya ada warga yang meninggal tersambar petir, untuk pemakaman rencanya besok, (hari ini, red),” ucap Asep seperti dikutip dari Metropolitan.
BACA JUGA: Cerita Bocah 5 Tahun yang Selamat dari Puting Beliung Bogor
Sementara Kapolsek Citeureup Kompol Darwan mengatakan, saat tahu putrinya tergelatak, Widiya berusaha menolong putrinya dan mencabut kabel chargernya. Namun pertolongan itu datang terlambat. “Saat ibu korban menolong, kabel itu masih menempal di hp, tetapi kabel tersebut masih ada aliran listrik yang membuat ibu korban kaget,” katanya.
Saat itu juga orang tua korban berusaha mencabutnya. Namun, kondisi korban sudah tidak sadarkan diri. Sedangkan, handphone-nya masih menempel di pipi korban. “Ibu korban melihat hitam lebam pada pipi korban sebelah kanan, serta bagian dada hitam lebam. Mengetahui kejadian tersebut orang tua minta tolong pada warga sekitar,” kata Kompol Darwan.
BACA JUGA: Data Terbaru: 1.697 Rumah Rusak Disapu Puting Beliung Bogor
Dia menambahkan, warga langsung berdatangan ke rumahnya, tapi korban sudah meninggal dunia. Keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi.
“Akibat kejadin tersebut korban Salsabila Ayu Putri, meninggal dunia, dengan barang bukti satu unit handphone merk I Cherry warna putih, dengan kondisi rusak karena tersambar petir,” ujarnya.
Kasus warga tewas tersambar petir saat bermain HP bukan pertama kali terjadi. Bulan lalu, Ukar (55) warga RT03/03, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat tewas tersambar petir ketika menerima telepon saat asyik menonton laga sepak bola di lapangan Walet, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat.
Sementara tujuh korban lainnya mengalami luka bakar sedang dan ringan di beberapa bagian tubuh. Ketika itu, Kapolsek Bogor Barat Komisaris Pahyuni mengatakan, setelah terdengar suara petir, delapan orang yang sedang asyik menikmati pertandingan bola terlihat tergeletak tepat di bawah pohon tersebut.
“Disinyalir korban meninggal dikarenakan menerima telepon saat petir menyambar,” ujarnya.
Secara teori, petir merupakan simbol dari listrik alam. Informasi yang dihimpun, beberapa dampak yang bisa ditimbulkan akibat sambaran petir dapat dikelompokkan dalam beberapa efek. Salah satunya efek listrik.
Petir dapat menimbulkan efek listrik untuk manusia. Ketika arus petir melalui kabel penyalur (konduktor) menuju resistansi elektroda bumi instalasi penangkal petir, akan menimbulkan tegangan jatuh resistif. Arus petir juga akan menimbulkan tegangan yang tinggi di sekitar elektroda bumi yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup.
Sementara itu, Kepala Bagian Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga Kabupaten Bogor, Hadi Saputra menanggapi terkait anak yang meninggal akibat tersambar petir itu. Menurutnya hal ini bisa saja terjadi. “Bisa jadi karena berbarengan. Petir menyambar di luar rumah dan aliran listriknya merembet mengenai korban,” katanya. (mul/d/feb/run)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas! Puting Beliung Masih Ancam Bogor
Redaktur & Reporter : Adek