Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, saat ini pihaknya menetapkan ada 9 kluster industri unggulan
BACA JUGA: Laba Matahari Melesat 2.758 Persen
"Petrochemical itu termasuk yang growing (tumbuh)BACA JUGA: Granit Geser Pasar Keramik
Misalnya NaftaDirektur Industri Kimia Hilir Ditjen Industri Agro dan Kimia (IAK) Kementrian Perindustrian, Alexander Barus, mengatakan ketiga kilang yang sedang dibangun tersebut digunakan untuk memasok bahan baku utama bagi industri petrokimia berupa nafta yang diolah dari minyak bumi
BACA JUGA: Inovasi Garmen Busana Muslim
Total kapasitas masing-masing kilang diperkirakan mencapai 300 ribu barel minyak mentah per hari.Sejak sekitar setahun terakhir, menurut pria yang akrab disapa Alex itu, struktur industri petrokimia belum terintegasi secara optimalSebab, nafta yang menjadi bahan baku dasar petrokimia tak bisa dipenuhi dari dalam negeri
Maka, menurutnya, industri strategis ini mengimpor nafta bertahun-tahun dengan harga yang semakin tidak kompetitifSementara, pada saat yang sama, industri petrokimia Malaysia, Thailand, dan Singapura, berkembang sangat pesat dengan total kapasitas melebihi Indonesia yang hanya 1,1 juta ton per tahun"Industri petrokimia kita tidak bisa bersaing dengan mereka karena tidak terintegrasi dengan bahan baku yang paling hulu ini," jelasnya.
Alex menambahkan, sejauh ini Indonesia belum memiliki industri refinery yang solid untuk petrokimia karena kilang mililk PT Pertamina (Persero) hanya untuk produksi BBM"Kemenperin usul supaya orientasi model seperti ini diubah demi kepentingan industri petrokimia dengan membangun tiga unit refinery baru," terusnya.
Tiga kilang minyak baru yang sedang dibangun itu, kata Alex, masing masing membutuhkan biaya sekitar USD 4 miliar sampai USD 5 miliar dengan kapasitas terpasang 300 ribu barel per hari"Pabrik di Cilegon yang dinilai paling siapLahan sudah, pelabuhan tinggal diperluasPermasalahannya adalah mencari crude oil karena dari dalam negeri kan tidak mungkin," paparnya.
Alexander mengatakan, minyak mentah untuk bahan baku industri petrokimia bersumber dari kerja sama dengan Iran, Nigeria, dan negara D-8 lainnya"Kami harapkan Iran mau share juga di refinary iniSehingga dia bisa bertanggung jawab menghidupkan crude oil di refinary selanjutnya," harapnya.(gen/jpnn)
Redaktur : Auri Jaya