Dirut PT Petrogres Hidayat Nyakman mengatakan, pabrik Amoniak- Urea II itu direncanakan sudah bisa berproduksi pada triwulan kedua tahun 2016. Investasinya berkisar USD 560 - 580 juta. Menurut Hidayat, jumlah itu tidak berbeda jauh dengan proyek Kaltim V milik PT Pupuk Kaltim dan pabrik pupuk urea II B milik PT Pupuk Sriwijaya.
Dibangunnya pabrik itu, pemenuhan kebutuhan bahan baku untuk memproduksi pupuk NPK sejumlah 2,8 juta ton pertahun dan pupuk ZA 750 ribu ton pertahun akan terjamin tanpa bergantung impor amoniak. "Itu sekaligus langkah penghematan devisa negara," kata Hidayat di Jakarta, kemarin (11/2).
Kemampuan Petrogres dalam memproduksi urea juga akan meningkat dari 450 ribu ton pertahun menjadi sekitar 1 juta ton pertahun. Itu menjadikan pemenuhan kebutuhan pupuk urea khususnya di Jawa Timur akan lebih terjamin.
Saat ini, Petrogres telah memproduksi pupuk urea sebanyak 450 ribu ton pertahun, pupuk ZA 750 ribu ton pertahun, pupuk SP-36 500 ribu ton pertahun, pupuk NPK 2,8 juta ton pertahun, dan pupuk organik 992 ribu ton pertahun. Dengan kapasitas produksi seperti itu, khusus urea, ZA, dan NPK, diperlukan pasokan amoniak mencapai 810 ribu ton pertahun.
Nah, kebutuhan pasokan amoniak itu dipenuhi dan pabrik eksisting sejumlah 440 ribu ton pertahun dan sisanya 370 ribu ton pertahun berasal dari impor senilai Rp 2,14 triliun.
Saat beroperasi, lanjut dia, bahan baku berupa gas bumi sebesar 85 MMSCFD (Million Metric Standard Cubic Feet per Day) akan dipasok oleh Husky-CNOOC Madura Ltd. (HCML) dari Selat Madura. "Volumenya tidak ada masalah, delivery-nya juga tidak ada masalah. Tinggal harga yang kurang sedikit lagi mencapai kesepakatan," kata Hidayat.
Pihak Husky, lanjut dia, memberikan garansi bisa memberikan suplai gas tersebut selama 10 tahun. "Kami sudah bicarakan dengan pemegang saham, garansi 10 tahun ini cukup," imbuhnya.
Terkait dengan kabar adanya kebijakan pengalihan kontrak gas ke perusahaan asing dengan alasan harga jual lebih tinggi, Hidayat mengaku tidak sepenuhnya yakin. Dia berharap kerjasama Petrogres dengan HCML bisa berjalan dan pasokan gas tidak terganggu. "Ini juga dalam rangka memperkuat ketahanan nasional," tandasnya.
Direktur Teknik dan Pengembangan Petrogres Firdaus Syahril menambahkan, bulan diharapkan tahapan proyek sudah bisa dilaksanakan. Perhitungan, 6 " 7 bulan untuk tender dan persiapan, serta 33 bulan pengerjaan proyek. "Pabrik selesai klop dengan gas yang siap di-deliver pada 2016," katanya. (fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komunitas BlitzCard Capai 200 Ribu Orang
Redaktur : Tim Redaksi