jpnn.com, MOJOKERTO - Petrokimia Gresik bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X menggelar tanam perdana komoditas tebu Program Makmur, di Desa Ngingasrembyong, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan kegiatan itu merupakan tindak lanjut atas MoU kerja sama Program Makmur antara Petrokimia Gresik dengan PTPN X, di mana potensi luasan lahan tebu yang akan dikawal mencapai 31.000 Hektar (Ha).
BACA JUGA: Dwi Satriyo: Tata Nilai AKHLAK Menjauhkan Petrokimia Gresik dari Praktik Korupsi
“Ini merupakan upaya Petrokimia Gresik dalam mendorong peningkatan produktivitas tanaman tebu di Jawa Timur, mengingat saat ini Jatim menjadi penopang utama tebu nasional sebagai bahan baku gula,” ujar Dwi Satriyo dalam siaran pers, Kamis.
Namun, di satu sisi, produktivitas tebu dalam negeri saat ini masih belum mencukupi kebutuhan gula nasional karena belum optimalnya pemanfaatan saprodi dan kawalan teknologi oleh petani tebu.
BACA JUGA: Jangan Ragu Minum Air Tebu, Ini 5 Manfaatnya yang Luar Biasa
Oleh karena itu, kerja sama ini menjadi salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Hal senada disampaikan Direktur Utama PTPN X, Tuhu Bangun bahwa PTPN Grup mengemban tugas untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi pada 2024 mencapai 2,4 juta ton.
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Mulai Program Vaksinasi Gotong Royong, Sasar 3.179 Peserta
Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah peningkatan produktivitas, sehingga kehadiran Program Makmur ini sangat dibutuhkan.
“Semoga program ini bisa menjadi role model dan dapat dikembangkan di PTPN yang lain,” kata Tuhu.
Melalui kerja sama tersebut, Petrokimia Gresik akan menjamin penyediaan pupuk non-subsidi kepada petani binaan.
Untuk musim tanam tebu kali ini, pupuk yang diharapkan petani tebu antara lain NPK Phonska Plus dan ZA non-subsidi.
Selain itu, Petrokimia Gresik juga akan memberikan kawalan dan analisa uji tanah melalui layanan gratis Mobil Uji Tanah, sehingga petani dapat memperoleh rekomendasi pemupukan sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman.
Program Makmur sendiri merupakan transformasi dari Program Agro Solution yang diinisasi Pupuk Indonesia sejak tahun 2020 dan dirilis kembali oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Program mencakup berbagai aspek yang membantu petani dan budidaya pertanian.
Mulai dari pengelolaan budidaya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budidaya pertanian, digital farming dan mekanisme pertanian.
Selain itu, akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian, serta adanya offtaker atau jaminan pasar bagi petani.
Melalui program ini, Petrokimia Gresik menciptakan suatu ekosistem yang dapat membantu petani dari hulu hingga hilir, sehingga proses budidaya maupun pemasaran hasil pertanian tidak terhambat.
Selain itu juga menggandeng pihak asuransi untuk memberikan jaminan serta perbankan, dalam hal ini BNI, untuk memberikan pendanaan kepada petani atas usaha tani yang dilakukan.
Kepala Kantor Wilayah BNI Jawa Timur, Gunawan Putra, menyampaikan bahwa pihaknya sangat menyambut baik dan mendukung program ini dari sisi penyediaan pendanaan petani.
Menurutnya, Program Makmur adalah wujud sinergi BUMN dan satu kunci sukses untuk bisa bersama-sama meningkatkan taraf hidup petani, meningkatkan produktivitas dan mewujudkan tugas ketahanan pangan nasional.
Sementara itu, Mubin, salah satu petani mengaku sangat bersyukur dengan adanya Program Makmur petani bisa mendapatkan jaminan sarana dan prasarana budidaya tebu tepat waktu, sehingga tidak ada keterlambatan proses budidaya.
“Terima kasih atas bantuannya untuk Petrokimia Gresik dan seluruh stakeholder yang terlibat dalam Program Makmur,” ujarnya.
Terjunkan AgroMan dan Sales Force
Sebelumnya di Gresik, Petrokimia Gresik juga menerjunkan 13 AgroMan (Petugas Agronomi) dan Sales Force yang akan ditempatkan di lima provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, NTB, dan NTT untuk meningkatkan layanan dan kawalan pertanian dalam Program Makmur.
“AgroMan dan Sales Force adalah ujung tombak perusahaan dalam memberikan layanan dan kawalan pertanian. Mereka lah yang berkomunikasi langsung dengan petani, sehingga peranannya sangat penting bagi perusahaan maupun pertanian di Indonesia” ujar Dwi Satriyo.
AgroMan adalah tenaga agronomi yang akan melakukan pengambilan sampel dan analisa tanah, serta melakukan fungsi riset, kawalan, koordinasi dan promosi.
Adapun Sales Force bertugas untuk menciptakan permintaan (create demand) pupuk non subsidi retail di tingkat Sales Channel, mengawal ketersediaan stok serta memastikan pupuk non subsidi Petrokimia Gresik dapat mudah dilihat oleh konsumen petani di tingkat kios/retailer, dan mengetahui dinamika persaingan pasar pupuk.
"Penugasan AgroMan dan Sales Force merupakan upaya Petrokimia Gresik dalam memberikan kawalan pertanian secara komprehensif hingga ke pelosok negeri, untuk peningkatan produktivitas pertanian sekaligus perbaikan kondisi tanah guna mewujudkan pertanian berkelanjutan," tutup Dwi Satriyo. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketahuan Lagi Begituan di Angkot, Kondisi Bugil Langsung Tancap Gas, Brak!
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha