jpnn.com - jpnn.com - Petrokimia Gresik (PG) tak mau melewatkan peluang menggarap potensi pasar pukul NPK yang masih sangat besar.
PG semakin serius menggarap bisnis pupuk nonsubsidi atau pupuk komersial untuk pasar ritel.
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Sukses Penuhi Target Produksi
Merujuk data Asosiasi Perusahaan Pupuk Indonesia, kebutuhan di sektor pangan, hortikultura, dan perkebunan rakyat mencapai 6,6 juta ton.
Sedangkan pertumbuhan kebutuhan menyentuh 6,53 persen per tahun.
BACA JUGA: Tingkatkan Kapasitas, PT PI Gandeng Kota Palembang
Dirut PG Nugroho Christijanto mengatakan, dengan fokus menggarap pupuk nonsubsidi, pihaknya bisa mengurangi ketergantungan pada pasar pupuk bersubsidi.
’’Kami tidak tahu sampai kapan ada pupuk subsidi, makanya perlahan garap nonsubsidi. Kami optimistis bisa merebut pasar,’’ katanya di sela peluncuran NPK Phonska Plus di Gresik, Kamis (5/1).
Pupuk komersial yang diluncurkan tersebut khusus digunakan untuk tanaman pangan.
Besarnya potensi kebutuhan pupuk NPK di lahan pertanian pangan terlihat dari rendahnya alokasi pupuk NPK bersubsidi pada dua tahun terakhir.
Alokasi pupuk yang tercantum pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 130 Tahun 2014 dan Permentan 60 Tahun 2014 hanya 2,5 juta ton.
’’Kami memberikan alternatif pilihan kepada petani selaku konsumen. Ada daerah yang sensitif terhadap masalah ketersediaan pupuk sehingga harga tidak menjadi persoalan,’’ ucap Nugroho.
Produksi pupuk NPK nonsubsidi itu bukan kali pertama di PG.
Perusahaan pelat merah tersebut pernah memproduksi beragam pupuk majemuk nonsubsidi dengan berbagai formulasi.
Produknya spesifik untuk komoditas tertentu seperti kelapa sawit dan tembakau.
Total pemesanan NPK Phonska Plus telah mencapai 15 ribu ton dari berbagai wilayah di Indonesia.
Yang membedakan NPK Phonska Plus dengan bersubsidi ialah unsur hara mikro zink (zat besi). (res/c20/noe)
Redaktur & Reporter : Ragil