Petrus Sentil Jokowi saat Peluncuran Buku Kasus Penculikan Bukan untuk Diputihkan

Kamis, 18 Januari 2024 – 18:07 WIB
Petrus Hariyanto dalam diskusi sekaligus peluncuran buku Kasus Penculikan Bukan untuk Diputihkan, di Sadjoe Cafe & Resto, Tebet, Jakarta Selatan pada Kamis (18/1/2024). Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Aktivis 1997/1998 sekaligus korban penculikan, Petrus Hariyanto bicara blak-blakan dalam diskusi sekaligus peluncuran buku berjudul “Kasus Penculikan Bukan untuk Diputihkan” di Sadjoe Cafe & Resto, Tebet, Jakarta Selatan pada Kamis (18/1).

Petrus juga mengisahkan bahwa ketika dirinya diculik, dia mendengar bahwa kawan-kawannya sesama aktivis juga hilang entah ke mana.

BACA JUGA: Petrus Menilai Kasus Penculikan Tidak Akan Pernah Terselesaikan di Rezim Jokowi

"Kami seperti tidak ada harapan untuk hidup, sampai ketika Pius Lustrilanang dibebaskan dari penjara, barulah kami memiliki harapan untuk hidup," ungkap Petrus.

Dia mengatakan buku yang baru diterbitkan itu bisa menjawab satu persoalan mengemuka tentang penculikan aktivis 1998, terutama dalam momentum Pemilu 2024 yang dinarasikan oleh pelaku sudah selesai.

BACA JUGA: Prabowo Ingin Pejabat Tak Jujur Lapor LHKPN Dijatuhi Sanksi

"Mereka mengatakan kepada generasi Z bahwa dia sudah mengembalikan mereka yang diculik, ini meracuni pikiran anak muda," ujar Petrus.

Oleh karena itu, kata Petrus, hari ini pihaknya bersama sejumlah aktivis telah melaporkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ombudsman RI, mendesak agar lembaga itu menindaklanjutinya.

BACA JUGA: Inilah Komitmen Ganjar Memberantas Korupsi, Lembaga Penegak Hukum Harus Dikuatkan

"Menegur keras Presiden Jokowi yang tidak menjalankan rekomendasi DPR," ucap Petrus.

Dia juga mengungkap tiga hal yang mengecewakan, terutama bagi aktivis dan keluarga korban penculikan. Pertama, bahwa Presiden Jokowi justru mengangkat Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di periode keduanya.

Kedua, Presiden Jokowi juga mengangkat mantan Tim Mawar sebagai pejabat tinggi Madya di Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

"Ketiga, Jokowi bukan hanya tidak mampu menyelesaikan kasus penculikan masa lalu, tetapi Jokowi justru menyandingkan Prabowo dengan putranya dalam kontestasi Pemilu saat ini," ucap Petrus.

Sementara itu, ayah Ucok Munandar Siahaan yang menjadi korban penculikan, Paian Siahaan juga menyinggung penyelesaian kasus penghilangan paksa yang tak kunjung tuntas.

"Kami sudah berulang kali dipanggil, baik oleh Presiden SBY maupun Presiden Jokowi, tetapi tetap saja kasus ini belum ada penyelesaiannya dan kami hanya diberikan janji-janji palsu saja," tutur Paian.

Walakin, pihaknya tetap akan berjuang karena ini adalah terkait keadilan untuk mengetahui bagaimana nasib keluarganya yang masih hilang.

"Kami sangat berharap bisa mengetahui status/kondisi dari anggota keluarga kami yang diculik yang sampai hari ini belum ada tanda-tanda untuk penyelesaiannya," ujar Paian.

Menurut Paian, alangkah menyedihkan ketika keluarga korban penculikan tidak dianggap oleh negara dan menganggap kasus penghilangan anak-anak mereka mau diputihkan.

"Kasus penculikan ini tidak hanya untuk kami para keluarga korban, tetapi untuk bangsa ini. Jika mampu menyelesaikannya maka akan disegani oleh negara lain karena menghormati hak asasi manusia," tutur Paian.(fat/jpnn.com)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler