jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandarlampung mengagalkan penyelundupan sebanyak 1.250 ekor burung, pada Minggu (1/8) kemarin.
Ribuan burung tanpa dokumen lengkap tersebut telah dilepasliarkan di alam liar, pada Rabu (4/8).
BACA JUGA: Kapolsek Palsu Beraksi, Pak Camat Transfer Uang Puluhan Juta Rupiah
Kasi Pengawasan dan Penindakan (Wasdak) Karantina Pertanian Lampung, Karaman mengatakan, total keseluruhan burung-burung tersebut telah dilepasliarkan ke habitat asalnya, di alam liar.
“Ya pelepasliaran sudah dilakukan pada Selasa kemarin. Yang juga dilakukan langsung oleh pemilik burung. Disaksikan oleh teknis wilayah kerja,” katanya.
BACA JUGA: Papa Muda Mengurung Sang Istri di Kamar, Lalu Nekat Berbuat Tak Terpuji
Menurut Karman, pelepasliaran tersebut meliputi 1.125 ekor jenis burung Ciblek dan 125 ekor jenis burung Gelatik. Di mana keduanya masuk dalam kategori satwa tidak dilindungi.
“Kegiatan tersebut sengaja segera dilakukan, itu sebagai upaya pihak kami dalam menjaga kelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistem alam liar. Ya kalau tidak segera dilepaskan, burung-burung itu bisa mati dan kelestariannya di alam bisa terganggu,” tambahnya.
BACA JUGA: Petugas Geledah Muatan Truk di Pelabuhan Merak, Lihat Isinya, Tak Disangka
Lantas bagaimana nasib M dan HN warga Siak Riau yang kedapatan membawa burung-burung ilegal itu? Karman menjelaskan tidak dilakukan proses penyidikan. Maupun penyelidikan lebih lanjut.
“Karena undang-Undang (UU) Karantina yang menjerat keduanya hanya diancam dengan hukuman maksimal dua tahun kurungan penjara, sehingga tidak dapat dilakukan penahanan. Kalau merujuk UU Karantina, hukuman keduanya di bawah lima tahun penjara, terkecuali media pembawa (burung-burung) merupakan satwa liar dilindungi,” sambungnya.
Namun lanjut dia, terlepas dari aksi penyeludupan ini, Karman tetap menegaskan, segala bentuk aksi penyeludupan adalah perbuatan melanggar hukum.
“Maka dari itu, Karantina Pertanian Lampung bersama seluruh pihak terkait terus berkomitmen dalam mencegah berbagai bentuk upaya penyelundupan satwa liar,” jelasnya.
BACA JUGA: Mbak Farida Setiap Hari Buka Warung Sayur, Ternyata Cuma Kedok Belaka
Untuk itu dirinya pun berharap bagi setiap masyarakat yang mengetahui tindakan penyeludupan satwa, bisa melaporkan kepada petugas berwajib. “Karena memang ini tidak benar,” pungkasnya. (ang/wdi/radarlampung)
Redaktur & Reporter : Budi