jpnn.com, YOGYAKARTA - Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian memberikan hadiah umrah kepada seorang petugas kebersihan Stasiun KAI Tugu Jogja, Sudaryanto beserta istrinya. Ary salut dengan kejujuran Sudaryanto.
Sudaryanto dengan sigap telah melapor dan menyerahkan tas yang ditemukannya di area cetak tiket baru ke Pos Pengamanan pada Sabtu (21/1).
BACA JUGA: Kolaborasi Kemenpan-RB dan ESQ Raih Rekor MURI
Setelah dicek oleh petugas, ternyata di dalam tas itu terdapat uang sebanyak Rp 44.108.000 serta sebuah handphone.
"Izinkan kami atas nama masyarakat Indonesia, atas nama 1,8 juta alumni ESQ dan ACT Consulting International memberikan penghargaan berupa hadiah umrah untuk Pak Sudaryanto bersama istri," ujar Ary Ginanjar saat penyerahan hadiah di Jakarta, Selasa (31/1).
BACA JUGA: 5.000 Orang Hadiri Training ESQ Amazing You di Ice BSD, Wow
Awalnya, Ary menganggap kejujuran hanya ada di Kereta Api Shinkansen di Jepang. Namun, kejujuran juga sudah ditemukan di Kereta Api Indonesia.
"Saya serahkan hadiah umrah ini karena sudah mengimplementasikan salah satu values BUMN yaitu Amanah (kejujuran). Semoga AKHLAK menjadi karakter bangsa kelak, dan Indonesia Emas 2045 saya yakin bisa terwujud," terangnya.
BACA JUGA: Founder ESQ Beri Pengarahan di Acara HUT ke-51 Korpri, Mendagri Tito: Saya Tertarik
Tak lupa, ia juga memberikan apresiasi kepada Dirut PT KAI yang sudah berhasil membangun core values AKHLAK di lingkup KAI.
"Ini adalah bukti, bahwa apa yang dilakukan oleh Pak Sudaryanto di bawah pimpinan Pak Dirut komitmennya untuk membangun AKHLAK sangat luar biasa," jelasnya.
Ary Ginanjar yang juga penulis buku AKHLAK BUMN bersama Erick Thohir tersebut mengimbau kepada seluruh masyarakat tidak menilai seseorang ketika berbuat kesalahan saja. Namun, temukan ketika orang tersebut berbuat kebaikan seperti Sudaryanto ini.
"Pak Sudaryanto telah melakukan kebaikan. Semoga apa yang dilakukan KAI ini menjadi core values untuk KAI, BUMN, dan Bapak Presiden yang telah meluncurkan BerAKHLAK," imbuh Ary.
Tidak hanya itu, Ary juga memberikan beasiswa penuh hingga lulus sarjana di ESQ Business School untuk anak Sudaryanto yang kini masih berusia 8 tahun. Anak tersebut bernama Fino.
"Kamu nanti kalau sudah besar, kamu akan kuliah S1 gratis sampai jadi sarjana. Harapannya kamu bisa seperti Dirut KAI Pak Didiek saat sudah dewasa nanti jadi penerusnya ya. Mudah-mudahan ini menjadi pahlawannya KAI dan jadi pahlawannya AKHLAK," ucap Ary.
Sudaryanto sangat terharu mendengar paparan dan menerima hadiah dari Ary Ginanjar sambil meneteskan air matanya.
"Saya tidak ambil uang beserta isinya karena saya tahu bahwa itu bukanlah milik saya. Saya harus kembalikan kepada pemiliknya. Sudah tertanam dalam hati saya untuk selalu jadi orang yang baik dan jujur," tutur Sudaryanto.
Sementara itu, Dirut KAI mengatakan kejadian ini telah terjadi berulang kali, sehingga ini bentuk nyata bahwa AKHLAK sudah terimplementasi dengan baik di lingkup KAI.
Sebetulnya, kata Dirut KAI, apa yang dialami Sudaryanto ini sudah banyak sekali contohnya di PT KAI. Contohnya, penemuan uang, barang penumpang yang ketinggalan di kereta pun sangat banyak. Namun mereka tetap menggunakan prinsip untuk selalu menjaga integritas.
"Artinya kejujuran saat melayani pelanggan itu merupakan nilai yang sudah kami bangun," ujarnya.
Didiek berharap agar penerapan core values harus dilakukan dengan disiplin dan konsisten oleh seluruh jajaran baik itu dari atas hingga ke bawah, dari pimpinan hingga staf agar saling berkesinambungan. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad