MEDAN- Narapidana yang masih berada di dalam Lapas Tanjung Gusta Medan terus melakukan perlawanan kepada aparat kepolisian, Brimob dan TNI. Petugas berusaha bernegosiasi dengan para tahanan agar tidak ada yang melarikan diri.
Hingga Jumat (12/7) pukul 03.00 WIB pagi, kobaran api terus membesar. Tak mau kalah dengan jumlah personel, para tahanan terus melempari petugas keamanan yang mencoba masuk ke dalam Lapas. Kemudian, sekira pukul 03.30 WIB, tahanan mulai melunak.
Tampak sekira sepuluh orang narapidana keluar dari dalam Lapas mencoba menegosiasikan tuntutan mereka dengan petugas keamanan.
"Jangan ada penangkapan, kami tak akan melawan, kami hanya ingin negosiasi," ujar seorang tahanan mengenakan penutup kepala warna putih sembari mengangkat kedua tangannya yang belakangan diketahui bernama Wak Geng.
Beberapa petugas keamanan membawa Wak Geng beserta tahanan lainnya ke suatu sudut Lapas. Mereka terlibat percakapan serius. Hingga akhirnya diperoleh lah kesepakatan bahwa para narapidana ingin bertemu dengan Menkumham dan Kakanwil Kemenkumham.
Sementara menunggu terealisasinya kesepakatan itu, ribuan tahanan tetap akan berada di dalam Lapas menunggu hingga matahari terbit. Namun, mereka masih menguasai Lapas. Kepolisian, TNI, Brimob yang telah berjaga-jaga sejak malam hari belum berhasil masuk.
Kapolresta Medan Nico Afinta saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya berusaha bernegosiasi dengan para narapidana yang masih bertahan di dalam Lapas. Dari hasil negosiasi itu diperoleh kesepakatan bahwa narapidana akan menjaga ketertiban di dalam lapas dengan syarat mereka harus dipertemukan dengan Menkumham dan Kakanwil Kemenkumham untuk menyampaikan berkaitan pengetatan remisi yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 99/2012 tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan.
"Beberapa petugas yang dikeluarkan dari dalam Lapas ada tujuh orang dalam kondisi sehat dan selamat. Ini dikarenakan negosiasi yang dilakukan pihak keamanan dengan narapidana. Kami melakukan komunikasi dengan narapidana mereka menyadari dan akan menjaga ketertiban di dalam lapas. Kami brsama TNI, Polda dan Polresta Medan akan berupaya menjaga untuk tidak terjadinya korban lebih banyak. Napi juga menyetujui hal itu supaya tidak terjadi korban. Nanti kami akan berikan mreka makan sahur, kami akan tetap disini sampai ada komunikasi dengan Kemenkumham," ujarnya.
Nico menyatakan petugas yang sebelumnya berada di dalam Lapas, ikut brbaur dengan narapidana. Pihaknya pun akan mencoba menghitung ulang berapa jumlah pastinya narapidana yang melarikan diri. Selain itu negosiasi dengan para narapidana tetap dilakukan agar mereka tidak melarikan diri.
"Napi yang ada diluar saat ditanyakan identitasnya tidak melakukan perlawanan. Mengapa terjadi kerusuhan, itu pada maghrib jam 18.30 WIB, lampu padam sehingga air tidak mengalir. Saat mereka mau ngambil wudu", air tidak ada. Tapi mereka diperintahkan masuk kedalam. Hal itu berujung pada keributan dan pembakaran dan akhirnya ada yang lari. Kami masih konsen supaya tidak ada yang melarikan lagi," ungkapnya. (far)
Hingga Jumat (12/7) pukul 03.00 WIB pagi, kobaran api terus membesar. Tak mau kalah dengan jumlah personel, para tahanan terus melempari petugas keamanan yang mencoba masuk ke dalam Lapas. Kemudian, sekira pukul 03.30 WIB, tahanan mulai melunak.
Tampak sekira sepuluh orang narapidana keluar dari dalam Lapas mencoba menegosiasikan tuntutan mereka dengan petugas keamanan.
"Jangan ada penangkapan, kami tak akan melawan, kami hanya ingin negosiasi," ujar seorang tahanan mengenakan penutup kepala warna putih sembari mengangkat kedua tangannya yang belakangan diketahui bernama Wak Geng.
Beberapa petugas keamanan membawa Wak Geng beserta tahanan lainnya ke suatu sudut Lapas. Mereka terlibat percakapan serius. Hingga akhirnya diperoleh lah kesepakatan bahwa para narapidana ingin bertemu dengan Menkumham dan Kakanwil Kemenkumham.
Sementara menunggu terealisasinya kesepakatan itu, ribuan tahanan tetap akan berada di dalam Lapas menunggu hingga matahari terbit. Namun, mereka masih menguasai Lapas. Kepolisian, TNI, Brimob yang telah berjaga-jaga sejak malam hari belum berhasil masuk.
Kapolresta Medan Nico Afinta saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya berusaha bernegosiasi dengan para narapidana yang masih bertahan di dalam Lapas. Dari hasil negosiasi itu diperoleh kesepakatan bahwa narapidana akan menjaga ketertiban di dalam lapas dengan syarat mereka harus dipertemukan dengan Menkumham dan Kakanwil Kemenkumham untuk menyampaikan berkaitan pengetatan remisi yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 99/2012 tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan.
"Beberapa petugas yang dikeluarkan dari dalam Lapas ada tujuh orang dalam kondisi sehat dan selamat. Ini dikarenakan negosiasi yang dilakukan pihak keamanan dengan narapidana. Kami melakukan komunikasi dengan narapidana mereka menyadari dan akan menjaga ketertiban di dalam lapas. Kami brsama TNI, Polda dan Polresta Medan akan berupaya menjaga untuk tidak terjadinya korban lebih banyak. Napi juga menyetujui hal itu supaya tidak terjadi korban. Nanti kami akan berikan mreka makan sahur, kami akan tetap disini sampai ada komunikasi dengan Kemenkumham," ujarnya.
Nico menyatakan petugas yang sebelumnya berada di dalam Lapas, ikut brbaur dengan narapidana. Pihaknya pun akan mencoba menghitung ulang berapa jumlah pastinya narapidana yang melarikan diri. Selain itu negosiasi dengan para narapidana tetap dilakukan agar mereka tidak melarikan diri.
"Napi yang ada diluar saat ditanyakan identitasnya tidak melakukan perlawanan. Mengapa terjadi kerusuhan, itu pada maghrib jam 18.30 WIB, lampu padam sehingga air tidak mengalir. Saat mereka mau ngambil wudu", air tidak ada. Tapi mereka diperintahkan masuk kedalam. Hal itu berujung pada keributan dan pembakaran dan akhirnya ada yang lari. Kami masih konsen supaya tidak ada yang melarikan lagi," ungkapnya. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trimedya Semangati Megawati Lewat Puisi
Redaktur : Tim Redaksi