jpnn.com, NEW YORK CITY - Perusahaan farmasi Pfizer pada Jumat (29/4) mengumumkan hasil uji coba besar-besaran yang menyatakan bahwa obat oral antivirus COVID-19 buatannya, Paxlovid, tidak ampuh mencegah infeksi virus corona pada orang yang tinggal dengan pasien COVID.
Pengujian itu melibatkan 3.000 orang dewasa yang merupakan anggota keluarga yang terpapar oleh seseorang yang mengalami gejala dan baru-baru ini dinyatakan positif COVID. Partisipan diberikan Paxlovid selama 5-10 hari atau plasebo.
BACA JUGA: Obat Antivirus MOVFOR Jadi Harapan Baru Penyembuhan Covid-19
Mereka yang masuk kelompok lima hari ditemukan 32 persen lebih kecil kemungkinannya terinfeksi dibanding kelompok plasebo.
Angka itu naik menjadi 37 persen di kelompok 10 hari. Akan tetapi, hasil statistiknya tidak signifikan dan mungkin hanya kebetulan.
BACA JUGA: Berpartisipasi pada ASTINDO Travel Fair, Biotek Farmasi Perkenalkan Obat Covid-19 VIRADEF
Pfizer menyebutkan data keamanan dalam uji coba tersebut konsisten dengan riset-riset sebelumnya, yang menunjukkan pil tersebut hampir 90 persen ampuh mencegah rawat inap atau kematian pada pasien COVID yang berisiko tinggi penyakit parah ketika mengonsumsi lima hari Paxlovid tak lama setelah muncul gejala.
"Meski kami kecewa dengan hasil riset khusus ini, hasil ini tidak berdampak besar pada efikasi dan data keamanan yang kami amati dalam uji coba kami sebelumnya untuk pengobatan pasien COVID-19," kata kepala eksekutif Pfizer Albert Bourla lewat pernyataan.
BACA JUGA: China Akui Keampuhan Obat Covid-19 Amerika, Pesan 21 Ribu Boks
Pfizer mengatakan Paxlovid, yang terdiri atas dua antivirus yang berbeda, saat ini mengantongi izin bersyarat atau penggunaan darurat di lebih dari 60 negara di seluruh dunia untuk mengobati pasien COVID yang berisiko tinggi. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif