PGN Akan Fokus Efisiensi dan KPI yang Berorientasi pada Return Investasi

Kamis, 03 Juni 2021 – 20:35 WIB
Perusahaan Gas Negara (PGN). Foto dok PGN

jpnn.com, JAKARTA - Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arcandra Tahar mengatakan bahwa pemanfaatan gas bumi di Indonesia harus makin optimal.

PGN sebagai subholding migas memiliki kewajiban dan tanggungjawab dalam pemanfaatan gas bumi di tanah air.

BACA JUGA: PGN Disebut Dapat Optimalkan Kebutuhan LNG Dunia

Oleh karena itu, kepastian adanya pasokan gas, terbangunnya infrastruktur dan meningkatnya permintaan gas yang tercermin dari laju peningkatan pengguna gas harus menjadi obyektif utama perusahaan.

PGN juga harus mengambil inisiatif dan berbagai terobosan agar mampu menjalankan peran strategisnya di tengah tantangan pandemi Covid-19. Secara bisnis, saat ini PGN terus mendorong berbagai kebijakan efisiensi.

BACA JUGA: Dampak Kebijakan Harga Gas USD 6 per MMBTU, PGN Merugi Rp1,4 Triliun

"Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil mampu dijalankan secara maksimal dan memberikan keuntungan bisnis yang optimal kepada perusahaan secara berkelanjutan," kata Arcandra dikutip dari akunnya di Facebook, Kamis (3/6).

Pemilik 5 paten migas ini mencontohkan efisiensi di proyek pipa minyak Rokan sepanjang sekitar 360 km. Proyek tersebut dialihkan ke Pertagas dan PGN dengan Capital Expenditure (capex) yang diajukan sebesar USD 450 juta.

BACA JUGA: PGN Bagikan Komputer Tablet Berisi Aplikasi Smart Learning ke Siswa SMP di Bogor

Setelah dikaji ulang, akhirnya proyek tersebut dapat berjalan dengan capex sebesar USD 300 juta. Ada efisiensi USD 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun.

"Jadi, tiga aspek utama efisiensi itu adalah teknologi, sumber daya manusia dan bisnis proses yang dibuat secara efisien," ujarnya.

Perseroan, lanjut Arcandra, juga berupaya melakukan berbagai perbaikan lain di antaranya terkait dengan key performance indicator (KPI) dari kinerja pegawai dan direksi.

Jika sebelumnya KPI di PGN dihitung berdasarkan berapa banyak investasi yang dilakukan, maka KPI tersebut diubah. Saat ini perhitungan KPI didasarkan atas berapa banyak return yang dihasilkan dari sebuah investasi. Jadi tidak lagi berorientasi pada jumlah investasinya.

"Menurut hemat kami itu akan menjadi kunci bagi BUMN seperti PGN bisa berkembang dengan baik," lanjutnya.

Arcandra mengakui bahwa tidak mudah untuk mengubah mindset dari sisi sumber daya manusia. Jika sebelumnya melihat investasi dari jumlahnya yang sebanyak mungkin menjadi berapa banyak return investasi untuk perusahaan.

Untuk mengubah mindset itu pihaknya berusaha memberikan pengertian dan training kepada seluruh pegawai dan manajemen di PGN. Bahwa dalam mengelola sebuah korporasi profit itu penting dan inilah yang menjadi kunci tumbuhnya sebuah perusahaan.

"Kami juga memberikan pengertian kepada stakeholder. Bahwa sebaiknya KPI yang diukur di PGN bukan pada jumlah investasinya, tetapi pada return yang harus diperoleh dari sebuah investasi. Di industri migas rata-rata internal rate return dari sebuah investasi itu minimal sekitar 15 persen," imbuhnya.

Arcandra menegaskan bahwa profitabilitas penting untuk menjaga keberlangsungan usaha PGN kedepan. Karena itu laporan keuangan menjadi sangat krusial. Jika laporan keuangannya negatif tentunya juga akan memberikan dampak negatif terhadap perusahaan.

"Kami di PGN berusaha agar kinerja keuangan terus membaik, sehingga ketika perusahaan membutuhkan pendanaan dari luar bisa mendapatkan yield yang kompetitif," katanya. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler