PGRI jadi Mitra Strategis Gerakan Nasional Revolusi Mental

Jumat, 01 Oktober 2021 – 10:22 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan revolusi mental sejatinya ialah roh dari pendidikan, di mana persoalan-persoalan yang dihadapi dunia saat ini terletak pada bagaimana mental berorientasi pada penyelesaian masalah.

Seperti halnya di kala pandemi saat ini, beragam tantangan berdatangan mulai dari manajemen pembelajaran daring atau tatap muka, penyesuaian teknologi, hingga perubahan iklim dan pemanasan global.

BACA JUGA: Orang Tua Tahu Anaknya jadi PSK dari Akun MiChat

Sehingga, kata Unifah, guru sebagai tenaga pendidik memiliki peran sentral sebagai aktor penggerak revolusi mental untuk mengubah karakter yang fixed mindset ke growth mindset atau cara pikir yang adaptif terhadap segala perubahan yang akan dihadapi.

“Semua menuntut perubahan, namun melalui revolusi mental kita belajar bagaimana harus bergotong royong, sekaligus memiliki kemandirian, dan mengintegrasikan nilai baik lainnya, agar kita bisa melewati berbagai pancaroba perubahan yang ada di dunia ini, karena sejatinya dunia terkoneksi satu sama lain,” kata Unifah saat PGRI bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) yang dipimpin Muhadjir Effendy menggelar workshop Sekolah Pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental pada Rabu (29/9) secara virtual.

BACA JUGA: Ini Sosok Muhammad Kece, 7 Kali Diusir Masyarakat Kampung

“Guru harus jadi pelopor, mesti jadi contoh, teladan, dan kita semua berusaha berjalan ke arah sana,” sambung dia.

Sekjen PGRI sekaligus ketua panitia Dudung Abdul Qodir mengapresiasi atas terselenggaranya workshop hasil kerja sama PGRI dan Kemenko PMK tersebut.

BACA JUGA: Kejam, Oknum Polisi Diduga Setrum dan Patahkan Kaki Pelajar

Dia berharap melalui Sekolah Pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental, maka nilai-nilai Revolusi Mental pun dapat dikembangkan lebih lanjut untuk dapat dilakukan sebagai dari kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan kerjasama yang baik antara pengawas, kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat di lingkungan sekolah.

"Perilaku warga sekolah haruslah mencerminkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong, serta terlihat melalui gerakannya perubahan untuk lebih melayani, bersih, tertib, mandiri, bersatu," imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Revolusi Mental Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi yang ikut hadir dalam giat tersebut menjelaskan revolusi mental merupakan titah presiden melalui Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental.

"Untuk melaksanakan dan mengarahkan revolusi mental secara terencana dan sistematis sesuai dengan tujuannya, revolusi mental masuk dalam prioritas nasional pada RPJMN tahun 2020-2024. Sesuai visi Presiden Jokowi, terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong," kata dia.

Gerakan ini, kata Didik, antara lain untuk mengubah cara pikir, cara kerja dan cara hidup bangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan.

"Kemudian siapa sasaran Gerakan Nasional Gevolusi Mental ini, yakni, penyelenggara negara, media, dunia usaha, masyarakat umum dan tentunya dunia pendidikan. Lima lini ini menjadi sasaran strategis dalam membumikan revolusi mental," tegasnya.

Tak hanya itu, lanjut Didik, GNRM memiliki tema tahunan hingga 2024 mendatang. Di masa pandemi tahun ini, fokus nilai yang digaungkan adalah gotong royong 'Bersama Merajut Negeri Hadapi Pandemi'.

Tahun 2022 konteksnya bangkit dari pandemi fokus nilai etos kerja dengan tema teguhkan tekad, bangkit demi begeri, 2023 pesta demokrasi dengan fokus nilai integritas mengangkat tema jaga integritas diri untuk satukan negeri.

"Untuk 2024 konteksnya berkelanjutan, yakni integritas, etos kerja dan gotong royong. Tema kampanye yang diangkat adalah lestarikan budaya bangsa, teguhkan Bhinneka Tunggal Ika," tandasnya.

"Semoga dalam giat ini guru dan sekolah pelopor bisa menjadi mitra strategis dalam menanamkan nilai-nilai revolusi mental terhadap para peserta," ujar didik. (rhs/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler