“Pidato itu hanya untuk meredam kegelisahan anggotanya sementara waktu
BACA JUGA: Golkar: Berkoalisi Tapi Tetap Kritis
Dalam sejarahnya, Golkar adalah partai yang pragmatis dan tidak pernah kenyang dengan kekuasaanBACA JUGA: Hatta: SBY Lama Ambil Keputusan
Menurut Farhan, pidato Ical sebagai Ketum Golkar juga tidak lebih dari pra-kampanye dan strategi partai Golkar untuk Pilpres 2014 mendatang“Kasus luapan lumpur Lapindo dan penunggak pajak terbesar adalah track record yang harus di rubah, sehingga perlu pembersih yang canggih,” ujarnya.
Tidak tanggung-tanggung, meski gagal, Golkar telah berupaya mengusung angket mafia pajak yang ternyata itu hanya alat untuk pembersih
BACA JUGA: Politisi Golkar Paling Berpengaruh di DPR
"Semua orang tahu usulan angket pajak itu ternyata 'rinso atau byclean', sebagai pembersihnya Ical," tuding FarhanGejala yang tidak baik itupun tercium oleh mayoritas anggota fraksi di DPR, hingga usulan angket mafia pajak itu kandas, imbuh Farhan.Lebih lanjut, Farhan menilai Partai Golkar hanya mampu mengkonsolidasi dukungan dengan materi dan pengaruh kekuasaan"Selama 32 tahun berkuasa dia praktekkan model semacam ituSehingga terbentuklah budaya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam pemerintah“Omong kosong kalau kebijakan Golkar selama ini adalah betul-betul untuk kemaslahatan rakyatBelum ada buktinya sampai sekarang, kecuali KKN yang menyengsarakan rakyat," tegas Farhan(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKS Belum Diajak Bicara SBY
Redaktur : Tim Redaksi