JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Golkar di DPR mempunyai pengaruh kuatHasil riset lembaga survei Uvolution menyebutkan, kompetensi para anggota dewan dari kader beringin itu mampu memengaruhi pembentukan opini dan kebijakan di parlemen.
Hal itu disampaikan oleh peneliti Uvolution Andi Syafrani dalam keterangan pers bertajuk Pola Komunikasi dan Social Network Politisi Senayan di Jakarta, Minggu (6/3)
BACA JUGA: PKS Belum Diajak Bicara SBY
Menurut Andi, riset tersebut melibatkan 53 politikus dari semua fraksi di DPR. "Dari empat variabel kompetensi, mayoritas anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar mendominasi," kata Andi dalam keterangan pers di Rumah Makan Sindang Reret, Jakarta.Pengaruh yang dimaksud Andi adalah kuantitas dan kualitas politisi Golkar memiliki pengaruh di tingkat parlemen
BACA JUGA: Ditanya Koalisi, Ical Nyeletuk Ingin jadi Presiden
"Dia lobbyist yang masuk ke jaringanUntuk politisi yang berkompetensi mengembangkan jaringan, nama Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso dan Ketua FPG Setya Novanto masuk di dalamnya
BACA JUGA: Gerindra Gantikan PKS di Koalisi
Dua politikus Golkar itu masuk di antara sejumlah politikus fraksi lain, seperti Tjatur Sapto Edy (ketua Fraksi PAN), Anis Matta (Sekjen PKS), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Marzuki Alie (Demokrat).Dominasi Golkar juga terlihat dalam kompetensi politisi saat membangun relasi antarfraksiNama Priyo dan Novanto kembali masukItu belum termasuk anggota Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin yang disebut sebagai salah seorang politikus yang mampu membangun relasiNama lain, seperti Ganjar Pranowo (PDIP), Puan Maharani, dan Tjatur Sapto Edy, juga termasuk di dalamnya.
Mengapa Golkar menjadi yang paling berpengaruh? Andi menyatakan, hasil riset itu merupakan jawaban murni dari para responden yang notabene juga anggota dewanSampel responden yang diambil oleh Uvolution juga tidak dominan dari Partai Golkar"Sampel kami ambil berdasar proporsi kursi masing-masing fraksi di DPR," jelasnya.
Dalam konteks komunikasi informal, mayoritas responden menyebut sejumlah politikus muda sebagai rujukanNama-nama, seperti Saan Mustopha (Demokrat), Ramadhan Pohan (Demokrat), Siti Mufattahah (Demokrat), Azis Syamsudin (Golkar), Fayakhun Andriadi (Golkar), Ferdiansyah (Golkar), Ledia Hanifa Amalia (PKS), MNasir Jamil (PKS), dan Teguh Juwarno (PAN) menjadi tombak komunikasi informal antarfraksi
"Latar belakang mereka, terutama yang mantan aktivis, membuat mereka jadi rujukan komunikasi informal," sebut AndiSejumlah nama politikus dari artis, seperti Dedi Gumelar (PDIP), Rieke Dyah Pitaloka (PDIP), Theresia Pardede (Demokrat), dan Tantowi Yahya (Golkar), juga memiliki influencer atau pengaruh pada tingkat yang lebih rendah.
Berdasar kompetensi tersebut, Golkar menjadi fraksi yang tidak memiliki sentralitas komunikasiSementara itu, mayoritas fraksi di DPR kerap berpedoman pada pernyataan ketua fraksi sebagai rujukan"Hanya di FPG, titik influencer relatif lebih banyak dan fragmented (menyebar) jika dibandingkan dengan fraksi lain," jelasnya.
Peneliti Plan Politika MFaisal menambahkan, riset jaringan sosial anggota dewan baru pertama dilakukanRiset itu akhirnya mampu menggali hal-hal yang tidak bisa dilihat"Publik jadi lebih tahu siapa yang sebenarnya berpengaruh di parlemen," kata Faisal di tempat yang sama.
Riset semacam itu, kata Faisal, kerap digunakan intelijen untuk mengetahui jaringan organisasiBiasanya, intelijen menempatkan seseorang yang bertugas mengamati, mencatat, hingga menyampaikan kesimpulanKesimpulan tersebut melokalisasi siapa sebenarnya otak atau gembong sebuah peristiwa"Untuk kepentingan ke depan, survei ini bisa membuat lembaga negara lebih transparan," tegasnya(bay/c6/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadel Mengaku Tak Ikuti Persoalan Reshuffle
Redaktur : Tim Redaksi