Pidato Jokowi Makin Komprehensif, Lebih Piawai dan Mahir Berselancar

Jumat, 14 Agustus 2020 – 23:10 WIB
Pangi Syarwi Chaniago. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai Pidato Presiden Jokowi Saat Sidang Tahunan MPR RI dan Pidato Kenegaraan dalam Rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8), sangat menginspirasi, makin berkelas dan berbobot.

“Menurut saya, pidato kenegaraan Presiden Jokowi kali ini, banyak kemajuan, sangat komprehensif, tampak lebih piawai dan mahir berselancar dengan kekuatan pikiran-pikiran beliau terkait kondisi bangsa dan aksi apa yang harus dilakukan ke depannya,” kata Pangi.

BACA JUGA: Alasan Presiden Jokowi Asumsikan Ekonomi Indonesia Tahun Depan Bakal Tumbuh Positif Lagi

Lebih lanjut, Pangi menilai Pidato Jokowi sangat menginspirasi dan memberikan semangat kepada kita semua. “Beliau sebagai nahkoda bangsa, kekuatan kata-kata menjadi energi positif, banyak pesan optimisme menghadapi masa krisis ini. Bukankah kita juga merdeka salah satu karena variabel kausalitas sebab-akibat keajaiban kata-kata dan kekuatan pikiran-pikiran founding father kita,” katanya.

Pangi mengapresiasi kepada Presiden Jokowi karena konsisten memakai baju adat dalam setiap pidato kenegaraan. “Ini bagian menghormati nilai-nilai tradisi dan budaya lokal asli Indonesia,” kata Pangi.

BACA JUGA: Jokowi Puji Respons Cepat DPD RI

Pada kesempatan itu, Pangi mencatat enam hal penting dari marteri Pidato Presiden Jokowi.  Pertama, resisi ekonomi. Jokowi ingin menyampaikan optimisme bangsa Indonesia menghadapi Pandemi Carona, di saat negara lain benar-benar sudah mengalami resesi ekonomi seperti Jerman, AS, Hong Kong, Singapura, Prancis, Italia, Korea Selatan dan Filipina

Kedua, pesan kemandirian bangsa dalam bidang ekonomi dan energi yang ingin beliau sampaikan. Pesan optimisme bagaimana krisis yang sulit, kondisi bangsa yang betul-betul mengalami masa-masa tersulit, harus dihadapi bangsa yang dibutuhkan hari ini adalah kerja yang luar biasa.

BACA JUGA: Selepas Sidang Tahunan MPR, Begini Komentar Gus Jazil

“Bagaimana Presiden Jokowi menyampaikan serta memaknai krisis sebagai batu lompatan membangun kemandirian dan kemajuan bangsa, butuh cara-cara kerja yang luar  biasa, negara enggak boleh kalah sama krisis,” katanya.

Ketiga, Pangi melihat sisi pesan bahwa presiden Jokowi tidak membiarkan rakyat susah sendiri, negara memastikan hadir untuk membantu rakyat dengan mengucurkan bantuan berupa subsidi langsung untuk rakyat melalui program UMKM, BLT, pekerja terkena dampak PHK dan subsidi dalam bentuk lainnya

Keempat, Pesan pemberantasan korupsi. Menurut Pangi, ini menarik bagaimana presiden Jokowi menyampaikan agenda pemberantasan korupsi.

“Setahu saya isu penegakan hukum dulu pernah tercecer dalam pidato kenegaraan HUT RI sebelumnya, boleh dikoreksi kalau engak salah, tidak tersampaikan soal pandangan presiden soal penegakan hukum dan HAM, sehingga banyak yang mengatakan pidato tersebut tidak komprehensif, Jokowi hanya mengulang-ulang soal infrastruktur dan investasi melulu,” katanya.

Sementara isu-isu korupsi, menurut Pangi, seakan terlupakan dan dianggap tidak penting. Kali ini presiden Jokowi menekankan pentingnya agenda pemberantasan korupsi di tengah pandemi Carona.

Kelima, pesan persatuan dan kesatuan bangsa. Presiden Jokowi mengatakan jangan ada lagi "merasa sok paling Pancasilais, sok agamais sendiri".

“Saya dari dulu sudah berulang kali mengingatkan Presiden untuk berpidato dengan sikap mengeluarkan kata-kata mengakhiri/menghentikan narasi usang stempel begini, dengan mudah melabel orang lain tidak Pancasila, anti -Pancasila, sementara mereka merasa paling pancasila, dan paling Indonesia. Yang lain tidak, begitu juga kelompok agama tertentu paling agamais, yang lain tidak, sehingga membuat rakyat terbelah, membuat bising panggung public,” ujar Pangi.

“Konsekuensinya menggerogoti persatuan dan kesatuan bangsa, resikonya tak main-main, persatuan bangsa bisa tercabik dan terkoyak koyak. Di saat kondisi bangsa yang sedang sulit, di saat kita butuh narasi menjaga persatuan dan gotong royong bersama membangun bangsa.”

Keenam, Presiden Jokowi mengapresiasi kerja keras pahlawan dokter dan tenaga medis, yang sudah berjuang dengan jiwa dan raga untuk menyelamatkan jiwa rakyat Indonesia.

“Saya pikir ini adalah kekuatan kata-kata yang ditunggu tenaga dokter kita, menjadi  energi baru pemompa semangat, bagaimana kepala negara mengapresiasi kerja keras mereka, menghargai kerja-kerja dan pengorbanan mereka. Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga mengapresiasi kinerja DPR, BPK, KY, MA dan MK,” katanya.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler