Pidato Kenegaraan Terakhir, Presiden SBY Minta Maaf

Jumat, 15 Agustus 2014 – 11:57 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengenang 10 tahun masa pemerintahannya sejak 2004 lalu saat membaca pidato kenegaraan di Ruang Rapat Paripurna I, Gedung DPR RI pada Jumat (15/8). Ini adalah terakhir kalinya Presiden membacakan pidato kenegaraannya jelang Peringatan HUT 17 Agustus 2014 sebelum masa pemerintahannya berakhir.

"Inilah terakhir kalinya saya berpidato di tempat yang terhormat ini sebagai Presiden. Walaupun ini yang ke 10 perasaan saya sama pertama ketika berdiri di sini, penuh semangat dan tekad untuk berikan yang terbaik," ujar Presiden sambil tersenyum tipis.

BACA JUGA: Usut Korupsi Haji, KPK Garap Pegawai PT Al-Amin

Presiden mengaku dalam 10 tahun terakhir mencoba dedikasikan diri jiwa raga untuk bangsa. Meski banyak tantangan yang dihadapinya, kata Presiden, ia tidak pernah pesimis terhadap masa depan bangsa Indonesia.

"Saya tidak pernah tergoda untuk langgar sumpah jabatan amanah rakyat kepada saya. Tanggung jawab saya bukan pada parpol parlemen tapi kepada republik kepada rakyat Indonesia yang berikan kepercayaan kepada saya," sambung Presiden.

BACA JUGA: Di Depan SBY, Marzuki Alie Berpidato Cara Tangkal ISIS

Presiden berpesan agar setelah masa pemerintahannya, negara tidak boleh melupakan sistem. Terutama sistem demokrasi. Sistem itu, sambungnya, tidak bergantung pada figur seseorang semata tapi juga pada lembaga, peraturan hukum, norma dan masyarakat. Jika sistem lemah dan keropos, ungkapnya, demokrasi bisa labil dan mengalami kemunduran.

"Jaga ke-Indonesiaan kita. Jaga keindonesiaan jangan sampai semakin makmur dan modern tapi kehilangan fundamental dan dasar kita, Pancasila NKRI, kesantunan, pluralisme dan kemanusiaan," ujarnya.

BACA JUGA: Ketua DPR Ajak Seluruh Pihak Hormati Putusan MK atas Sengketa Pilpres

Ia ingin Indonesia bisa membuktikan kepada dunia bahwa konflik dapat diselesaikan secara demokratis, bangkit dari krisis dan memperlihatkan Indonesia sebagai bangsa yang rukun.

Mengakhiri pesannya, Presiden juga meminta maaf atas kekurangannya selama 10 tahun pemerintahan.

"Saya adalah anak orang biasa, dari Pacitan, yang jadi tentara menteri dan dipilih sejarah untuk pimpin bangsa Indonesia. Dari lubuk hati paling dalam saya meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan. Meskipun saya ingin selalu berbuat yang terbaik, saya tetaplah manusia biasa," tuturnya.

Ia mengucapkan terimakasih karena masyarakat telah mendukung pemerintahannya selama ini.

"Akhirnya, saya atas nama pribadi dan keluarga terima kasih dan penghargan tulus kepada jajaran pemerintah atas dukungan dalam 10 tahun terakhir. Secara khusus pada saudara-saudara yang mengabdi di daerah terpencil, pulau terdepan, pegunungan dan perbatasan, semoga Tuhan melimpahkan rahmat karunia," tandas Presiden. (flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pidato Di Sidang Paripurna, Ketua DPR : Putusan MK Harus Dihormati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler