Pidato Tahunan, Trump Ajak Amerika Intoleran kepada Imigran

Kamis, 07 Februari 2019 – 07:47 WIB
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato State of the Union di depan Kongres. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump akhirnya berdiri di podium Capitol Hill Selasa malam lalu (5/2) untuk menyampaikan pidato State of the Union. Pidato tahunan yang tertunda satu minggu tersebut berlangsung 82 menit. Tentu saja agenda politik Trump juga disisipkan di hadapan lawannya, politisi Demokrat.

Trump memunculkan pesan keselarasan pada awal pidatonya. Dia meminta seluruh elite politik AS agar bisa bersatu dalam gerakan bipartisan untuk membuat AS lebih kuat. "Apa pun rintangannya, kita harus bergerak maju bersama. Kita harus menyimpan Amerika di hati kita," ungkapnya, menurut CNN.

BACA JUGA: Trump dan Kim Jong Un Kembali Bertemu Akhir Februari

BACA JUGA: Partai Republik Jegal Kebijakan Trump

Ada kabar penting yang dinyatakan dalam pidato itu. Salah satunya, pertemuan kedua AS-Korea Utara yang bakal dilakukan di Vietnam pada 27-28 Februari. Pertemuan tersebut dinantikan publik internasional, terutama Korea Selatan, untuk memastikan komitmen denuklirisasi Kim Jong-un yang masih rancu saat ini.

BACA JUGA: Partai Republik Jegal Kebijakan Trump

"Banyak yang harus dilakukan. Namun, hubungan saya dengan Kim Jong-un tak pernah sebaik ini," tegasnya, menurut BBC.

Meski ada secuil kabar gembira, sebagian besar kata-kata Trump berisi retorika klise. Dia meminta visi Make America Great Again (MAGA) bisa diterima seluruh masyarakat AS, terutama para Demokrat. "Keajaiban ekonomi sedang berlangsung di AS. Hal yang bisa menghentikan keajaiban itu perang bodoh, politik, dan investigasi partisan yang konyol," ungkapnya, menurut Washington Post.

BACA JUGA: Gagal Bangun Tembok, Trump Kirim 3.750 Tentara ke Perbatasan

Ya, Trump merangkum pesannya kepada oposisi dalam kalimat tersebut. Dia ingin agar tentara di luar negeri bisa segera dicabut. Dia ingin agar penyelidikan yang melibatkan dirinya segera dihentikan. Dan, yang terpenting, dia ingin lawan politiknya anteng-anteng saja menanggapi semua keputusannya.

Saat ini Gedung Putih dan Kongres AS, lebih tepatnya dewan perwakilan, sedang "gencatan senjata". Mereka setuju untuk menunda pertikaian yang berujung shutdown selama tiga minggu. Namun, itu hanya damai sementara sebelum badai.

"Ini adalah isu moral. Toleransi terhadap imigrasi ilegal bukanlah hal penuh kasih. Itu sesungguhnya kejam," ujar Trump. Dia menyajikan berbagai "data" yang mendukung argumennya bahwa perbatasan dengan Meksiko membawa masalah ke AS.

BACA JUGA: Trump dan Kim Jong Un Kembali Bertemu Akhir Februari

Namun, Partai Demokrat yang hadir tak menelan bulat-bulat pidato Trump. Stacey Abrams membawakan pidato balasan. Perempuan yang pernah mencalonkan diri sebagai gubernur Georgia itu pun tak berbelit-belit. Dia langsung menuding Trump sebagai penyebab shutdown. "Pertunjukan yang dilakukan presiden AS tak hanya menentang asas keadilan. Dia mengabaikan rakyat dan nilai negara ini," tegasnya.

Dia pun dengan tegas menolak berbagai agenda Trump dalam pidato 11 menit itu. Tetapi, dia juga mendorong AS bersatu tanpa ada langkah partisan yang merugikan. "Sekali lagi, saya tegaskan, Amerika menjadi kuat dengan adanya imigran. Bukan tembok pembatas."

Pengamat politik menilai bahwa tidak ada yang baru dalam pidato kenegaraan itu. Kedua kubu masih terpaku dalam misi yang dipegang sejak lama. (bil/c4/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 129 Pemuda India Masuk Jebakan Kampus Abal-Abal Amerika


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler