jpnn.com - TASIK - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali (SDA) tampak kaget saat berpidato di Masjid Agung Bojongoneng, Singaparna, Senin (2/9). Kala itu muadzin langsung mengumandangkan adzan dzuhur, meski sebelumnya, SDA meminta kepada hadirin agar dia menamatkan pidatonya. Menag kala itu memang diingatkan bahwa waktu adzan dzuhur telah tiba.
Saat adzan berkumandang, SDA tetap berdiri di tempat pidatonya. Usai muadzin melaksanakan tugasnya, SDA pun langsung mengakhiri pidato dan meninggalkan Masjid Agung.
BACA JUGA: Giliran Kemendagri Laporkan Nazaruddin
Menanggapi peristiwa tersebut, Bupati Tasikmalaya H Uu Ruzhanul Ulum menjelaskan bahwa protokoler Pemkab Tasikmalaya tidak pernah menyuruh muadzin melaksanakan tugasnya sebelum pidato Menag selesai.
"Kami sudah meminta ditahan dulu adzannya, karena masih pidato, tapi dia mengatakan yang nyuruh dari protokol Jakarta, ya kalau sudah dari Jakarta, tidak bisa menahan, silakan," ujar Uu ketika diwawancarai wartawan usai acara Pembagian Bantuan kepada Jamaah Ahmadiyah yang Masuk Islam kemarin (2/9).
BACA JUGA: Puan Janjikan Kejutan di Rakernas PDIP
Jelas Uu, yang menyuruh muadzin adzan ketika Menag masih berpidato, bukan protokol pusat, melainkan protokoler Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang mendampingi SDA.
Kemungkinan, kata Uu, protokoler Baznas tidak memahami urusan protokoler. "Barusan (kemarin, Menag) juga sampai nanya siapa DKM-nya, ya kalau sudah DKM, berarti mentoknya ke kita juga, ke bupati," ungkap Uu yang satu partai dengan SDA.
BACA JUGA: Tambah 70 Kabupaten dan Kota Baru
Padahal, kata dia, telat sedikit adzan tidak dosa, arena ketika adzan tidak langsung melaksanakan shaat karena butuh proses. Bahkan, Rosul, kata Uu, mengatakan seorang muslim harus selalu menghormati tamu, sekalipun mereka itu orang kafir.
"Apalagi ini muslim, menteri lagi," tegasnya. Menindak hal itu, Uu sudah menyampaikan permohonan maaf kepada Menag. (yfi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPLN Singapura Mutakhirkan 110 Ribu Data Pemilih
Redaktur : Tim Redaksi