jpnn.com - CIANJUR – Pihak manajemen Hotel Club Bali akhirnya angkat bicara mengenai musibah longsor yang menewaskan tiga orang pengunjung hari Rabu (9/3) lalu. Manajemen membantah ada penyimpangan terkait izin dan status tanah dari bangunan tersebut.
“Perizinan teknis legalitas sudah kami peroleh dan lengkap,” ujar Uni Kartini dari pihak Club Bali saat konferensi pers, Kamis (10/3).
BACA JUGA: DPRD Koordinasi untuk Pemulangan Jenazah TKI yang Sudah Telantar Satu Bulan
Namun, pertanyaan besar mulai timbul. Bagaimana mungkin, Resort dan Hotel nan megah itu tetap dapat dibangun berdekatan dengan tanah tebingan yang terbilang labil dan berbahaya dibayangi tebing setinggi 40 meter.
Ditanya mengenai hal itu, manajemen ternyata tidak bisa memberi jawaban yang tegas. Baik terkait perhitungan atau pun pertimbangan bahaya yang akan terjadi apabila pembangunan Club Bali diteruskan. Padahal, tanah tebing yang menjadi lokasi longsor merupakan lahan perkebunan teh.
BACA JUGA: MIRIS! Harimau Dijerat, Dipotong, Dibagi-bagi Mirip Daging Kurban
Menengok ke belakang, Uni mengatakan, keberadaan Club Bali sudah berjalan sekitar tahun sepuluh tahun. Saat pembangunan, pihaknya pun tak menjalin komunikasi dengan pemilik lahan kebun teh.
“Tanah yang di belakang enggak tau punya siapa,” tuturnya. (radar cianjur/yaz/dil/jpnn)
BACA JUGA: Nih Aksi Koboi Kesiangan, Diduga Oknum TNI
BACA ARTIKEL LAINNYA... Turis Serbu Belitung, 50 ribu dalam Sehari
Redaktur : Tim Redaksi