"Tidak benar para pendukung maupun keluarga besar Hartati Murdaya yang berkunjung ke ruang tahanan KPK telah melakukan perbuatan atau mengeluarkan perkataan yang mengejek keluarga Amran Batalipu. Kami juga tidak pernah melakukan perbuatan yang mengintimidasi Pak Amran maupun keluarganya yang sedang berkunjung ke ruang tahanan KPK," kata Khadziq kepada JPNN, Minggu (11/11).
Ditegaskannya, Hartati maupun keluarganya juga tidak pernah menyingkirkan atau meminggirkan keluarga Amran Batalipu yang hendak berkunjung ke ruang tahanan KPK. Khadziq beralasan, rutan di basement KPK yang dihuni Amran dan Hartati jelas-jelas berada di bawah kontrol penuh petugas di komisi antirasuah itu.
"Bahwa kami juga tidak pernah menekan Amran Batalipu maupun keluarganya dengan menggelar konferensi pers di ruang kunjungan tahanan KPK, apalagi konferensi pers yang isinya menjelek-jelekkan keluarga Amran Batalipu sebagai keluarga tukang peras. Kasus yang melibatkan Amran Batalipu ini sekarang sedang dalam proses hukum di KPK dan di Pengadilan Tipikor, oleh karena itu kami sepenuhnya percaya kepada aparat penegak hukum yang akan mengungkap dan memutuskan apakah ini kasus pemerasan atau tidak," lanjut Khadziq.
Menurutnya, jika Amran maupun keluarganya merasa tertekan, terintimidasi, atau merasa dihina oleh pengunjung Hartati Murdaya, maka hal itu terkesan mengada-ada. "Kami mengira hal itu hanya perasaan Amran Batalipu dan keluarganya saja. Senyatanya tidak ada satu orang pun dari pengunjung maupun keluarga besar Hartati Murdaya yang menekan, mengintimidasi, menghina, atau mengejek Amran Batalipu maupun keluarganya," pungkasnya.
Seperti diketahui, Hartati dan Amran sama-sama menghubi Rutan KPK. Amran yang kini mulai diadili di Pengadilan Tipikor Jakarta, didakwa menerima suap dari perusahaan milik Hartati yang beroperasi di Bulol.
Sementara Hartati dijerat KPK karena disangka sebagai penyuapnya. Namun dalam beberapa kali kesempatan, mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu berkelit dengan mengatakan bahwa dirinya menjadi korban pemerasan yang dilakukan Amran saat masih menjabat Bupati Buol.
Namun Amran kepada wartawan di Pengadilan Tipikor, 5 November lalu, mengeluhkan perlakuan yang diterima keluarganya oleh tamu maupun pembesuk Hartati. Amran beralasan, keluarganya disebut keluarga tukang peras.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Galang Tandatangan Massal
Redaktur : Tim Redaksi